PJ Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik lakukan pertemuan dengan perusahaan investasi berbasis di Turki, Kastamonu Company, hari ini. dalam pertemuan tersebut membahas tentang kerja sama untuk kelola hutan agar bernilai ekonomis.
"Jika pemerintah pusat membuka ruang bagi hadirnya program hutan sosial di Sulbar, maka perusahaan Kastamonu siap untuk menjadi pengelolanya, dengan menggandeng mitra-mitra lokal," kata Akmal dalam keterangan tertulis, Senin (20/2/2023).
Hadir pada pertemuan tersebut adalah petinggi perusahaan asal Turki, Kastamonu Company yakni Halim Sirganci, Levent Sent, dan sejumlah staf dari kedua belah pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan pertemuan tersebut terlaksana karena adanya undangan Ketua Ikatan Alumni (IKA) Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmad Syarbini. Di mana Akhmad Syarbini menjembatani perusahaan Kastamonu untuk berinvestasi dalam pelestarian hutan dan mengelola hutan secara ekonomis.
"Kami membicarakan terkait peluang Kastamonu Company untuk berinvestasi menanam hutan pohon Akasia di Sulawesi Barat," tutur Akmal.
Akmal menerangkan, berdasarkan data pemerintah, Sulbar memiliki luas kawasan hutan sekitar 1,1 juta hektare atau 64,6% persen dari luas wilayah daratan daerah tersebut. Kawasan hutan Sulbar menurut fungsinya sebagian besar 452.030 hektare atau sekitar 26,7% merupakan kawasan hutan lindung.
"Hutan di Sulbar masih sangat luas dan menjadi penopang sumber daya alam. Tapi memang perlu dikelola secara ekonomis tapi kelestariannya tetap terjaga. Ini yang kami coba kembangkan bersama investor. Ujungnya kami berharap agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Barat," tutupnya.
(fhs/ega)