"Tiap tahun memang ada peningkatan UMKM. Sejak 2019 hingga per akhir Desember 2021, di Sulsel sendiri jumlahnya 1.565.000 lebih untuk pelaku UMKM," beber Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel Abdul Malik Faisal kepada detikSulsel, Rabu (9/3/2022).
Diketahui pada 2019 tercatat lebih dari 940 ribu unit usaha, kemudian menjadi sekitar 1,2 juta pada 2020. Jumlah ini kemudian meningkat lagi hingga tembus 1,5 juta unit.
"Tapi kan UMKM ada segmennya. Ada segmennya untuk bertahan hidup kemudian ada juga UMKM yang berkembang bagaimana produknya bisa orientasi ekspor," ucap dia.
UMKM yang berorientasi ekspor inilah yang butuh perhatian khusus. Dengan harapan UMKM turut membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mendorong pemulihan ekonomi.
"Kalau produknya sudah orientasi ekspor pasti harus ada pembinaan agar produknya punya daya saing. Karena bukan cuma bersaing dengan provinsi lain, tapi produk negara tetangga," jelasnya.
Hikmah di Balik Pandemi COVID-19
UMKM di Sulsel meningkat secara signifikan sejak pandemi COVID-19. Pekerja yang terdampak dirumahkan perusahaan, karena bisnis perusahaan yang terbebani membuat banyak orang membuka usaha sendiri.
"Kemudian saat itu pemerintah memberikan stimulan memberikan modal kepada pelaku UMKM, otomatis pelaku UMKM berlomba untuk mendaftarkan dirinya mendapatkan bantuan," papar Malik.
Bukan hanya pelaku usaha lama, UMKM baru juga bermunculan karena adanya bantuan modal tersebut. Khususnya yang terdampak PHK di perusahaan sebelumnya.
"Sehingga tadinya data kita yang sedikit jadi tiba-tiba banyak. Mereka inilah yang kehilangan pekerjaan itu sudah berubah dengan mencoba membuka usaha sendiri," sambung dia.
Kontribusi UMKM Berorientasi Ekspor
Dari 1,5 juta unit usaha yang terdaftar, Malik mengaku sejumlah di antaranya dibina agar produknya bisa bersaing ke luar negeri. Produk UMKM yang diarahkan agar bisa bersaing di pasar luar negeri.
"Ada UMKM binaan sudah ekspor briket. Itu rutin, kita sudah ekspor briket hampir di semua negara di Timur Tengah, Irak, Iran, Yordania, Saudi Arabia, sampai masuk ke Eropa, (seperti) Rusia juga masuk," ungkap Malik.
Dia mengaku UMKM binaan yang produknya menjadi komoditas memang mendapat pengawalan khusus. Mengingat persaingan produk yang sangat ketat, apalagi sampai bersaing dengan perusahaan besar.
"Kita lakukan pendampingan bahkan beberapa UMKM yang sekarang ini produknya orientasi ekspor, itu kita berikan kesempatan langsung memasarkan produknya," tuturnya.
"Orangnya yang kita kirim langsung ke luar negeri, seperti Desember kemarin kita kirim 13 pelaku UMKM langsung memasarkan produknya business matching ke Turki," sambung dia.
Hingga akhirnya sejumlah UMKM binaan di Sulsel percaya diri untuk ikut bersaing di pasar luar negeri. Bahkan ada produk baru, yakni teh nipah yang sudah diekspor ke Korea Selatan.
"Kemudian ada produk kosmetik, tapi (volume pengirimannya) belum berton-ton, masih grosiran, itu lulur bedak bolong sudah sampai ke Korea. Ada juga gula aren, kopi sudah diekspor. Cuma memang persaingan sangat ketat," terang Malik.
Utamakan Pelatihan dan Pembinaan
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel Abdul Malik Faisal mengaku perhatian terhadap UMKM terus ditingkatkan. Saat ini pihaknya mengutamakan pembinaan, hingga turun membantu memasarkan produk.
"Tugas kita sekarang karena makin banyaknya penambahan UMKM ini pemerintah pasti menambahkan sarana dan fasilitas untuk memberikan pelatihan dan pembinaan," tegasnya.
"Dengan harapan mereka bisa memunculkan kualitas produk yang bagus, menarik pelanggan, kemudian bisa mengatur keuangan dengan baik. Kalau tidak punya skill itu nanti amburadul juga," lanjut dia.
Belum lagi jika UMKM yang produknya diarahkan bisa tembus ekspor. Mindset pelaku usaha mesti diubah, tidak hanya berorientasi mencari uang, namun mendahulukan pikiran mencari dan menarik pelanggan dari produk yang dihasilkan.
"Kalau kita sudah bicara orientasinya ekspor, berarti persaingannya makin tinggi. Pasti ada pendidikan dan pelatihan yang diberikan supaya kualitas manusia UMKM makin baik, hingga kinerjanya juga menghasilkan produk yang bagus," urai Malik.
Wapres RI Puji Pelaku Usaha di Sulsel
Peningkatan UMKM di Sulsel sempat mendapat pujian dari Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin dalam kunjungan kerjanya di di Kota Makassar, Sulsel, Senin (31/1) lalu. Warga punya motivasi besar untuk membuka usaha sendiri.
"Saya melihat potret UMKM di Provinsi Sulsel ini sangat menggembirakan," papar dia dalam keterangan resminya yang diterima wartawan.
Wapres menyebutkan bahwa Sulsel dikenal sebagai salah satu sentra unggulan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan, seperti kakao, kopi, lada, padi, dan jagung.
"Ini tercermin dari jumlah unit usaha UMKM Provinsi Sulsel (yakni) lebih dari 570 ribu unit pada sektor ekonomi pertanian, lebih dari 450 ribu unit pada sektor perdagangan, (dan) lebih dari 290 ribu unit pada sektor jasa," paparnya.
Bahkan dia memuji sejumlah komoditas ekspor andalan di Sulsel, merupakan produksi UMKM binaan. Pemprov Sulsel pun diminta mengawal para pelaku UMKM dengan baik lewat kebijakan yang mempermudah aktivitas usaha.
"UMKM mengharapkan adanya bantuan usaha, relaksasi/penundaan pembayaran pinjaman, kemudahan administrasi pengajuan pinjaman, serta keringanan tagihan untuk usaha," tutur Ma'ruf Amin.
Kebijakan itu mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024. Pemerintah daerah diimbau mengimplementasikannya.
(sar/nvl)