Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) berkomitmen mengembalikan kejayaan udang windu. Data terakhir, produksinya mengalami peningkatan 11,47 % sebanyak 11.457,5 ton di tahun 2021.
Upaya mengembalikan kejayaan udang windu merupakan salah satu program unggulan Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Program yang merupakan turunan dari visi-misi Pemprov Sulsel 2018-2023.
Dari data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel pada tahun 2018, produksi udang windu tercatat hanya 10.169,5 ton. Angka ini kemudian meningkat jadi 10.370,2 ton di tahun 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2020, produksi udang windu tembus 10.595,4 ton. Hingga di tahun 2021 masih meningkat sebanyak 11.457,5 ton atau melebihi target yang direncanakan sebelumnya 11.125,20 ton.
Sebelumnya Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman juga telah melakukan penaburan 30 ribu benih udang windu, dan ikan kakap di Jampue, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang pada 20 Agustus 2021 lalu. Lokasi tambak itu berada di kawasan pengembangan budidaya udang windu 1.000 hektar ramah lingkungan (Pandawa-1000).
"Kita prioritaskan bagaimana udang windu karena menjadi rumusan bersama bagaimana kita mengembalikan kejayaan udang windu," ungkap Andi Sudirman, Jumat (20/8).
Pandawa-1000 merupakan inovasi pengembangan budidaya udang windu (penaeus monodon) berbasis kawasan (ecosystem approach to aquaculture) dan teknologi adaptif lokal pada areal seluas 1.011,6 hektar di Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang.
"Mudah-mudahan kakap dan udang windu dari Lanrisang yang terkenal," tambah dia dalam keterangan resminya yang diterima wartawan.
Hadirnya Pandawa-1000 untuk mengembalikan kejayaan udang windu Sulsel usai redup sejak tahun 1998. Dalam teknologi Pandawa 1000 dilakukan pelibatan stakeholder multihelix dari sektor hulu hingga hilir.
Ada pelibatan 733 orang pembudidaya di Lanrisang dengan target produksi rata-rata 300 kilogram/musim tanam. Adapun benur yang akan ditebar pada kawasan untuk 1.000 hektare ini sebanyak 30 juta ekor atau 30 ribu benur per hektare.
Pinrang sebagai salah satu pusat pengembangan udang windu pun mendapat gelontoran dana dari Pemprov Sulsel senilai Rp 1,5 miliar tahun lalu. Kawasan Pandawa-1000 ini melibatkan universitas Muslim Indonesia (UMI) dan BMKG untuk pemasangan alat yang dapat mendeteksi perubahan cuaca dan kualitas air.
"Kita dorong itu bagaimana udang windu ini pekerjaan bersama. Bagaimana kita sinergikan dengan perguruan tinggi, stakeholder terkait, dan petan," ucap Andi Sudirman.
Jadi Komoditas Ekspor Sulsel
Udang windu bahkan menjadi salah satu komoditas ekspor di Sulsel. Salah satu komoditas yang menjadi penopang meningkatnya ekspor Sulsel pada Desember 2021 tercatat USD 162,58 juta berdasarkan data BPS.
Capaian ini tercatat mengalami peningkatan sebesar 77,65 % dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya Desember 2020 di angka USD 91,51 Juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 19,9 % bila dibandingkan nilai ekspor Bulan November 2021 yang mencapai USD 135,6 Juta.
"Harapannya, tentu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan juga kesejahteraan masyarakat," sebut Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Adapun, lima komoditas utama yang diekspor pada Bulan Desember 2021 yaitu: nikel (60,18 %); besi dan baja (18,37 %); biji-bijian berminyak (8,29 %); ikan dan udang (3,12 %); serta olahan makanan hewan (2,01 %).
(sar/nvl)