Eksperimen Shin Tae-yong dan Hasil Minor Lawan China

Eksperimen Shin Tae-yong dan Hasil Minor Lawan China

Tim detikSport - detikSulsel
Rabu, 16 Okt 2024 12:30 WIB
QINGDAO, CHINA - OCTOBER 14: Head coach Shin Tae-Yong of Indonesia attends a press conference before the FIFA World Cup Qualifier match between China and Indonesia at Qingdao Youth Football Stadium on October 14, 2024 in Qingdao, China.  (Photo by Fred Lee/Getty Images)
Shin Tae-yong. Foto: Getty Images/Fred Lee
Jakarta -

Timnas Indonesia kalah 1-2 pada matchday keempat Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 kala bersua dengan China. Pengamat sepakbola sekaligus Koordinator SOS, Akmal Marhali menilai, dalam laga itu Shin Tae-yong melakukan eksperimen yang kurang baik.

Laga China Vs Indonesia berlangsung di Stadion Qingdao Youth Football, Selasa (15/10/2024). Indonesia kalah lewat dua gol yang dicetak Behram Abduweli dan Zhang Yuning, dan hanya bisa dibalas satu gol lewat Thom Haye.

Shin Tae-yong melakukan sejumlah perubahan pada tim utama dari laga sebelumnya saat Indonesia melawan Bahrain. Jika sebelumnya Risaldi, Thom Haye, dan Sandy Walsh menjadi starter, kali ini diputuskan duduk di bangku cadangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, Calvin Verdonk dirotasi menjadi bek tengah sebelah kiri. Selain itu, pada babak kedua ada juga eksperimen Pratama Arhan dimainkan di sisi kanan.

Akmal Marhali pun menilai eksperimen Shin Tae-yong tersebut berjalan kurang baik. Ia mengemukakan bahwa perubahan ini mengubah permainan Timnas Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Cukup blunder rotasi empat pemain yang dilakukan pelatih STY di laga melawan China ini ketimbang saat melawan Bahrain lalu. Yang cukup fatal dan mengejutkan adalah dicadangkannya Thom Haye," kata Akmal Marhali seperti dilansir detikSport.

"Posisi Haye digantikan Nathan Tjoe-A-On. Ini mengurangi daya dobrak timnas, padahal di kubu China bermain biasa saja," ujarnya menambahkan.

Sebagai tim tamu, Timnas Indonesia sebenarnya memegang kendali permainan. Penguasaan bola Garuda bahkan di kisaran lebih dari 75 persen.

Maarten Paes kecolongan gol pertama karena miskomunikasi di kotak penalti. Sementara gol kedua China tercipta dari kombinasi turnover dan kurang sigapnya pertahanan menata ulang posisi, sehingga dimanfaatkan Ghao Zhunyi untuk mengirimkan umpan terobosan yang sukses dikonversi Zhang Yuning.

"Dalam pandangan saya, setelah tiga laga, STY seharusnya sudah punya inti starting eleven yang menjadi andalan di laga-laga penting seperti ini. Jika ada perubahan, maksimal satu atau dua pemain, bukan empat pemain di rotasi dan hal itu sangat riskan," tutur Akmal Marhali.

"Secara permainan kita tidak kalah. Hanya China lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Semoga mental para pemain bisa bangkit dari kekalahan ini karena ke depan akan ada dua laga berat melawan Jepang dan Arab Saudi," ucapnya.

Kendati demikian, ia menilai bahwa kekalahan ini tidak menutup peluang Timnas Indonesia. Masih ada harapan untuk merebut posisi empat besar demi melanjutkan kiprahnya ke Ronde 4.

"Masih ada enam laga lagi dan peluang untuk ke Piala Dunia masih sangat terbuka. Tinggal bagaimana STY bisa membangkitkan para pemain dari dua hasil yang tak sesuai ekspektasi di Bahrain dan Cina," ucap Akmal.

Dengan hasil ini, Indonesia masih tertahan di posisi kelima klasemen Kualifikasi Piala Dunia Grup C dengan tiga poin. China masih ada di posisi terbawah juga dengan raihan poin yang sama, namun kalah selisih gol dari Indonesia.




(asm/sar)

Hide Ads