Dua kelompok suporter PSM Makassar terlibat bentrok di Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) Parepare yang membuat PSM berada diambang bayang-bayang ancaman sanksi. Namun keputusan sanksi untuk PSM saat ini berada di tangan Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) Asep Saputra. Dia mengatakan, keputusan PSM dapat sanksi atau tidak imbas bentrokan antarsuporter ada di Komdis PSSI.
"Saya gak bisa bicara soal sanksi, karena prosedurnya, semua fakta dan laporan MC (Match Commissioner) dikirim ke Komdis dulu. Otoritasnya yang menyidangkan dan keputusan soal disiplin ada di Komdis PSSI," kata Asep kepada detikSulsel, Selasa (11/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di sisi lain, PSM Makassar berharap agar tidak ada sanksi diterima akibat bentrokan antarsuporter yang terjadi saat PSM menghadapi Dewa United di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Sabtu (8/7). PSM sendiri yakin tidak ada sanksi, karena bentrokan yang terjadi tidak berada di lapangan dan tidak mengganggu jalannya pertandingan.
"Kalau itu belum (soal ancaman sanksi atas adanya bentrokan suporter). Tapi ini kan bukan di dalam (lapangan) terjadi (bentrokan)," ungkap Ketua Panpel PSM Makassar, Ali Gauli kepada detikSulsel, Sabtu (8/7).
Ali Gauli berharap kasus tersebut menjadi insiden yang terakhir. Sehingga tidak akan ada lagi bentrokan ke depannya yang malah akan memperburuk citra PSM Makassar.
"Harapan kita ini jadi kasus yang terakhir. Tentu ini kejadian yang tidak kita harapkan terjadi dan tentu akan ada evaluasi dari pihak kepolisian sesuai kondisi yang terjadi," imbuhnya.
Ancam Pengurangan Poin
Diketahui, imbas bentrokan antarsuporter tersebut membuat PSM kini dikaitkan sejumlah sanksi. Salah satunya adalah pengurangan poin seperti yang pernah diutarakan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
"Saya sudah bicara dengan liga dan Exco (Komite Eksekutif). Saya ingin mengusulkan pengurangan poin ke depannya," kata Erick dalam jumpa persnya, di GBK Arena, Jakarta, pada Rabu (19/4) dilansir dari detikSport.
Erick menilai hal ini penting untuk membuat perubahan besar bagi sepakbola Indonesia, terpenting ada kesepakatan.
"Beberapa klub saya telepon mereka bilang tertarik. Kenapa? Supaya sama-sama punya tanggung jawab. Pihak keamanan punya tanggung jawab, klub punya, dan sahabat-sahabat suporter juga harus menjadi bagian (perubahan) itu," ujarnya.
"Jangan-jangan tidak semua suporter, itu kan ada oknumnya. Kita harus saling jaga. Kasihan, loh, suporter sudah mati-matian membela timnya, tiba-tiba ada hal-hal yang tidak diinginkan. Kan kalau poinnya dikurangi jadi apa? Tentu hal-hal yang tidak diinginkan oleh suporter," kata Erick Thohir.
Duduk Perkara Suporter PSM Bentrok
Dua kelompok suporter yakni PSM Fans dan CSM terlibat bentrokan saat laga antara PSM Makassar kontra Dewa United di Stadion Gelora BJ Habibie, Sabtu (8/7). Polisi mengungkap kericuhan yang terjadi berawal dari saling senggol antarsuporter.
"Saat menyanyikan lagu mendukung PSM Makassar, ada yang baku gesek, baku dorong, senggolan begitu," kata Kabag Ops Polres Parepare Kompol Burhanuddin kepada detikSulsel, Minggu (9/7).
Burhanuddin menjelaskan saat saling dorong tersebut, tiba-tiba ada yang melakukan pelemparan air mineral dan pecahan material tembok stadion. Hal tersebut membuat sejumlah suporter terluka di bagian kepala.
"Kemudian terjadi pelemparan batu dan air gelas yang membuat kericuhan semakin besar hingga ada yang terluka. Itu batu pecahan-pecahan tembok yang mereka pakai," jelasnya.
Burhanuddin menyebut ada 4 suporter yang mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Selain itu, ada juga 1 polisi yang menjadi korban hingga harus menjalani operasi karena tulang tengkorak kepalanya retak.
"Iya, ada satu personel kami terluka cukup berat, setelah dilakukan observasi dan CT scan diputuskan dirujuk operasi di RS Bhayangkara," ungkap Kapolres Parepare AKBP Andiko Wicaksono kepada detikSulsel, Minggu (9/7).
(ata/hsr)