Profil Kiper PSM Ardiansyah dan Harlan Suardi Kebobolan 2 Gol saat Debut

Makassar -

Dua kiper PSM Makassar Ardiansyah dan Harlan Suardi gagal memikat hati pendukung PSM. Keduanya harus kebobolan dua gol saat menjalani debutnya bersama Juku Eja kontra PSIS Semarang.

Pertandingan pekan ke-33 Liga 1 antara PSIS Semarang melawan PSM Makassar di Stadion Jatidiri, Semarang, Kamis (6/4), berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Laskar Mahesa Jenar.

4 gol PSIS Semarang dibukukan David Maulana di menit 29' dan Bayu Fikri di menit 42'. Sementara dua gol lainnya diborong Hari Nur Yulianto di menit 60' dan 81'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PSM yang telah memastikan trofi juara banyak melakukan rotasi, terutama di bawah mistar gawang. Asisten pelatih Haviludin pun memberikan kesempatan bagi dua kiper Ardiansyah dan Harlan Suardi menggantikan kiper utama Reza Arya Pratama.

Sebelum bergabung dengan PSM, keduanya punya karier cukup gemilang. Ardiansyah bersinar di kelompok usia, sementara Harlan Suardi sukses di beberapa klub profesional.

Seperti Ardiansyah yang mengawali perjalanan sepak bolanya dibangku kelas 5 SD, dengan memilih bergabung di sekolah sepak bola SSB Hasanuddin.

Bersama SSB Hasanuddin, pemain dengan nama lengkap Muhammad Ardiansyah kemudian menorehkan prestasi gemilang dengan menjuarai Piala Menpora Nasional di Yogyakarta pada tahun 2017 lalu.

Tampil memukau di bawah mistar gawang SSB Hasanuddin, klub Akademi Borneo FC U-16 kemudian tertarik merekrut Ardiansyah. Dirinya pun direkrut untuk memperkuat Borneo FC U-16 di ajang Elite Pro Academy 2019.

Bakatnya pun tercium manajemen PSM, pemain kelahiran Makassar tersebut langsung dipanggil untuk memperkuat PSM senior di musim 2022.

Sementara itu, Harlan Suardi memiliki prestasi yang tidak kalah gemilangnya. Sebelum berseragam PSM, Harlan bahkan membawa 2 klub berbeda menyabet gelar juara. pertama dari Persijap Jepara yang menjadi kampiun di Liga 3 (2019), lalu Liga 2 bersama Persis Solo (2021/2022), dan yang terbaru bersama PSM yang menjuarai Liga 1.

Sejatinya Harlan Suardi merupakan pemain kelahiran Makassar pada 26 Januari 1999. Namun dirinya banyak berkarier di luar, dimulai dari akademi Borneo FC pada 2017 silam.

Sepanjang karier sepak bolanya, Harlan tidak pernah memperkuat klub asal Sulsel. Ia beberapa kali pindah klub, mulai dari klub Jawa hingga Sumatera. Seperti Persika Karawang pada 2018. Setelah 8 bulan di sana, Harlan kemudian pindah ke Aceh United dan ke Babel United pada.

Lalu pada Oktober 2019, Harlan gabung bersama Persijap Jepara. Klub berjuluk Elang Laut Jawa itu menawarkan Harlan kontrak jangka panjang hingga 2023.

Namun, ketika Persijap dipastikan gagal melangkah ke babak 8 besar Liga 2 2021/2022, Harlan dipinjamkan ke Persis Solo. Di sana, ia sukses membawa Persis juara Liga 2 sekaligus promosi ke Liga 1.

Kini keduanya menjadi bagian penting dari kesuksesan PSM meraih trofi musim ini. Meski keduanya lebih banyak bermain di bangku cadangan usai kalah bersaing dari kiper utama Reza Arya Pratama.

Barulah Ardiansyah dan Harlan mendapat kepercayaan untuk tampil melawan PSIS Semarang di pekan ke-33 Liga 1 2022/2023. Ini menjadi pertandingan pertama keduanya bersama PSM di kompetisi Liga 1.

Sayangnya debut keduanya tidak berjalan mulus, Ardiansyah dan Harlan yang diberi kepercayaan tampil selama 45 menit harus kebobolan 2 gol. Keduanya pun gagal membawa PSM meraih kemenangan.

Mantan asisten pelatih PSM Imran Amirullah menegaskan, performa kedua kiper tersebut di pertandingan pertamanya tidak berjalan mulus. Ia menilai, jika Harlan dan Ardiansyah masih dalam tekanan.

"Masalah kiper (Ardiansyah dan Harlan) yang baru tampil saya lihat ada sedikit anaknya masih belum bisa bermain lepas, masih ada beban. Maklumlah mungkin penampilan pertama sehingga ada rasa grogi maupun canggung," kata Imran Amirullah kepada detikSulsel, Jumat (7/4).

Imran melanjutkan, Ardiansyah dan Harlan juga kerap mengambil keputusan yang tidak tepat. Terkadang Inisiatifnya untuk keluar dari sarangnya dinilai membahayakan gawang PSM karena antisipasi bolanya kerap lepas.

"Ada beberapa saya lihat salah dalam mengambil keputusan, kadang keluar saya lihat dia keluar tidak kena bola. Jadi secara mental masih perlu dibenahi," ungkapnya.

Walau demikian, Pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik Academy STC Salatiga menegaskan tidak menyalahkan sepenuhnya kinerja penjaga gawang atas hasil yang diraih PSM.

"Tetapi saya pikir kejadian gol tidak bisa menyalahkan mutlak penjaga gawang. Tapi paling tidak kita harus mencari penyebabnya," pungkasnya.