PSM Makassar harus pulang dengan tangan hampa usai kalah dari PSIS Semarang di pekan ke-33 Liga 1 2022/2023. Mantan asisten pelatih PSM Imran Amirullah menilai ada 3 hal yang menjadi penyebab Juku Eja dibantai Laskar Mahesa Jensar.
Duel antara PSIS Semarang melawan PSM Makassar di Stadion Jatidiri, Semarang, Kamis (6/4/2023) berakhir dengan skor 4-0.
Empat gol PSIS Semarang dicetak Septian David Maulana di menit 29', kemudian digandakan Bayu Fiqri di menit 42'. Sementara dua gol lainnya dicetak Hari Nur Yulianto di menit 60' dan 81'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat pertandingan semalam tidak seperti biasanya PSM main. Ada space yang bisa dimanfaatkan tim lawan tadi malam," kata Imran Amirullah saat berbincang dengan detikSulsel, Jumat (7/4).
Imran mengatakan, faktor pertama yang membuat PSM takluk dari PSIS, karena hilangnya konsentrasi pemain. Alhasil organisasi permainan PSM tidak berjalan maksimal, sehingga menyisakan ruang terbuka lebar yang bisa dimanfaatkan tim lawan.
"Secara menyeluruh, masalah konsentrasi (pemain PSM) itu yang hilang tadi malam. Akhirnya organisasi baik defending maupun attackingnya (tidak berjalan), ada ruang untuk dimanfaatkan oleh tim lawan," paparnya.
Utamanya lini belakang PSM yang digalang Erwin Gutawa, Akbar tanjung dan Agung Mannan. Menurut Imran, ketiga pemain ini tidak dalam performa terbaiknya melihat begitu mudah lini depan PSIS mengancam gawang PSM.
"Beberapa bola yang tercipta itu karena fokus pemain yang tidak seperti biasanya. Terutama pemain belakang itu loh, hampir semua. Itu yang bisa dimanfaatkan pemain lawan sehingga bisa masuk dan ada thrupas yang bisa masuk," tegasnya.
Faktor kedua adalah sulitnya PSM mencetak gol ke gawang PSIS tidak lepas dari skema bertahan ke menyerang yang tidak berjalan efektif. Imran menilai, lambatnya support dari lini kedua membuat Juku Eja sulit menciptakan peluang berbahaya.
"Begitu juga ketika menyerang, lambat supportnya. Apalagi ketika Pluim masuk masih ada ruang di tengah, jadi antara transisi bertahan ke menyerang begitu juga sebaliknya itu lambat," imbuhnya.
Direktur Teknik Academy STC Salatiga ini melanjutkan, faktor ketiga PSM takluk dari PSIS adalah perjalanan panjang dari Madura ke Makassar lalu kemudian ke Semarang membuat fisik pemain menurun. Alhasil situasi tersebut berdampak pada psikoligis pemain di pertandingan.
"Di samping fokus agak berkurang, mungkin karena faktor fisik ada juga saya lihat. Dengan jarak mereka waktu kemarin setelah dari Madura ke Makassar terus ke Semarang lagi pasti capek, secara psikologis pasti berpengaruh," pungkasnya.
Kekalahan tersebut membuat PSM harus mengakhiri rekor 13 laga tidak pernah kalah. Hasil tersebut juga memupus peluang PSM untuk melampaui poin Bali United, 75 poin, saat menjadi juara Liga 1 musim lalu.
(ata/asm)