PSM Makassar banyak menemui rintangan hanya untuk meraih gelar juar Liga 1 musim 2022/2023. Perjuangan Juku Eja menyabet trofi juara musim ini lebih berat setelah tidak memiliki stadion dan skuad yang tidak bertabur bintang.
PSM Makassar berhasil mengunci gelar juara usai meraih kemenangan atas tuan rumah Madura United di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan Jumat (31/3/2023). Juku Eja menang meyakinkan dengan skor 1-3 dari Sape Kerrab.
Pengamat sepak bola Hanafing mengaku prihatin dengan prestasi PSM yang tidak dibarengi dengan ketersediaan stadion untuk dijadikan homebase. Kondisi ini dinilai jadi hal fatal bagi klub yang notabene merupakan tim tertua di Liga 1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (PSM Makassar) tidak punya stadion gitu loh. Ini kan fatal homebase-nya mana," kata Hanafing saat berbincang dengan detikSulsel, Senin (3/4).
Namun manajemen PSM bersama Wali Kota Parepare Taufan Pawe pun berupaya agar Pasukan Ramang tidak menjadi tim musafir di Liga 1. Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare yang disiapkan sebagai homebase PSM lolos verifikasi sehingga bisa digunakan.
"Untungnya ada seorang wali kota yang sangat peduli tentang PSM yaitu di Parepare, dengan segala upaya lobi ke PSSI Parepare bisa jadi homebase," tegasnya.
Instruktur pelatih PSSI ini melanjutkan, PSM merupakan tim yang tidak begitu diunggulkan bisa bersaing di papan atas. Hal ini mempertimbangkan komposisi skuadnya yang tidak bertabur bintang.
Hanya saja performa 4 pilar asing Juku Eja dinilai membuat PSM garang di musim ini. Empat pemain yang dimaksud, yakni Kenzo Nambu, Yuran Fernandes, Everton Nascimento hingga Wiljan Pluim.
"Kemudian skuad yang ada di PSM ini bukan pemain yang menjanjikan untuk juara memang, tapi ada 4 pilar asing aja yang bagus," ungkap Hanafing.
Di luar daripada hal itu, Hanafing tetap memuji prestasi PSM yang bisa mengamankan Trofi Liga 1 musim ini. Apalagi Bernardo Tavares merupakan merupakan pelatih baru namun mampu meracik tim Ramang sebagai tim paling konsisten di Liga 1.
"Ini saya pikir prestasi yang sangat luar biasa yah menurut saya, karena pertama ini pelatih asing Tavares baru pertama kali datang ke Indonesia," ungkapnya.
Hanafing yang juga mantan pelatih PSM ini menerangkan, jarang bagi seorang pelatih bisa membawa suatu tim berprestasi di musim pertamanya. Dirinya lantas membandingkan Bernardo Tavares dengan Robert Rene Albert yang juga mantan pelatih PSM.
"Jarang ada pelatih asing baru pertama ke Indonesia terus langsung sukses. Robert aja butuh waktu dia untuk sukses di Indonesia," pungkasnya.
(afs/sar)