.webp)
PSM Makassar sukses mengunci gelar juara Liga 1 musim 2022/2023. Dari prestasi tersebut, layak disematkan julukan sebagai legenda bagi 3 pemain yang tetap setiap membela Juku Eja hingga saat ini.
Tak bisa dipungkiri, seluruh pemain memiliki peran masing-masing dalam mengantarkan PSM meraih sejumlah prestasi membanggakan. Termasuk di antaranya menjuarai Piala Indonesia 2019 dan yang terbaru gelar juara Liga 1 2022/2023.
Dari sekian banyak pemain yang memperkuat PSM hingga saat ini, hanya segelintir yang layak mendapat julukan sebagai legenda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa parameter yang digunakan, termasuk catatan kontribusi, hingga loyalitas yang diberikan kepada PSM Makassar.
Dirangkum detikSulsel, berikut 3 pemain yang patut menyandang sebagai legenda PSM Makassar.
 Pesepakbola PSM Makassar M. Arfan (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PSIS Semarang Pratama Arhan (kiri) dalam pertandingan perempatfinal Piala Menpora di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Jumat (9/4/2021). PSM Makassar melaju ke semifinal setelah mengalahkan PSIS Semarang melalui adu pinalti dengan skor akhir 4-2. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa. Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ARI BOWO SUCIPTO |
1. M Arfan
Gelandang M Arfan merupakan salah satu pemain yang layak mendapat julukan sebagai legenda PSM. Berkat loyalitasnya berseragam Juku Eja serta mempersembahkan sejumlah prestasi.
Pemain asli Makassar ini menjadi salah satu pilar penting di lini tengah PSM. M Arfan telah memainkan 151 pertandingan dengan berhasil mencetak 2 gol dan 8 assist.
Dari sederet pemain yang dimiliki PSM saat ini, M Arfan merupakan salah satu yang paling setia. Selama karier profesionalnya sebagai pesepakbola, pemain berusia 25 tahun tersebut hanya membela satu klub.
Kesetiaannya pun tak sia-sia, Arfan sukses mengantarkan PSM meraih trofi juara Piala Indonesia, hingga menjadi bagian dari sejarah peraih trofi Liga 1 musim 2022/2023.
 Gelandang PSM Makassar Rasyid Bakri dalam sesi latihan sebelum pertandingan menghadapi Persik Kediri. Foto: Dok. PSM Makassar |
2. Rasyid Bakri
Selanjutnya, pemain kedua yang patut menyandang status sebagai legenda PSM ialah Rasyid Bakri. Pemain yang dijuluki pangeran itu telah berseragam PSM selama 12 tahun.
Saat ini pemain dengan nama lengkap Rasyid Assyahid Bakri masih membela PSM. Meski silih berganti pelatih dan mendapat godaan dari klub lain, Rasyid tetap setia membela PSM.
Pemain kelahiran Gowa 17 Januari 1991 ini pun telah merasakan pahit manisnya bersama PSM. Pada musim 2017, Rasyid dibekap cedera parah yang membuatnya harus menepi lama dari lapangan hijau.
Rasyid baru kembali bermain pada musim 2018. Meskipun dalam semusim, ia hanya tampil 8 kali sebagai starter.
Jika pemain lain memilih hengkang ketika minim mendapatkan menit bermain, Rasyid tetap setia membela PSM. Dari 135 pertandingan, Rasyid mencetak 5 gol dan 11 assist.
Kesetiaan Rasyid Bakri berbuah hasil dengan mempersembahkan beberapa prestasi gemilang. Termasuk saat membawa PSM menjuarai Piala Indonesia 2019 dan Liga 1 musim ini.
 Kapten PSM Makassar Wiljan Pluim merayakan golnya bersama Everton Nascimento. Foto: Dok. PSM Makassar |
3. Wiljan Pluim
Sudah tidak perlu diragukan lagi, Wiljan Pluim merupakan salah satu pemain asing yang pantas menjadi legenda PSM. Sebab loyalitasnya berhasil mengantarkan PSM meraih berbagai prestasi.
Pemain bernama lengkap Willem Jan Pluim adalah contoh pemain asing yang langka di Indonesia. Pasalnya, sejak awal meniti karier di Indonesia sampai saat ini, dirinya tetap setiap bersama PSM.
Selama membela PSM, pemain berusia 34 tahun tersebut telah mencatatkan 45 gol dan 48 assist dari 164 pertandingan yang dijalani di semua kompetisi. Jumlah tersebut menjadi gambaran jika perannya cukup sentral di lini tengah Juku Eja.
Pluim pun berhasil mengantarkan PSM menjadi runner-up Liga 1 2018, meraih trofi Piala Indonesia musim 2019, bersusah payah keluar dari zona degradasi pada musim 2021/2022, hingga pada akhirnya juara Liga 1 musim ini.
Maka dari itu, pemain yang kini sebagai kapten PSM ini layak menjadi salah satu pemain legendaris skuad Juku Eja. Karena kontribusi serta pengabdiannya selama berkostum Pasukan Ramang.
(afs/ata)
