.webp)
Wonderkid PSM Makassar Dzaky Asraf menjadi pemain paling sibuk usai mendapat panggilan Timnas Indonesia senior dan U-20. Winger skuad Juku Eja ini pun diminta untuk tetap menjaga performanya.
"Kalau Dzaky Asraf ini pasti banyak tantangannya, dipanggil Tim Nasional, dipanggil Timnas U-20 terus main banyak di PSM. Semoga Dzaky tetap rendah hati dan bisa menunjukkan konsistennya di dunia sepak bola," papar Direktur Akademi PSM Febrianto Wijaya kepada detikSulsel, Selasa (21/3/2023).
Saat ini, PSM menyumbangkan 6 pemain ke Timnas Indonesia. Mereka di antaranya Ramadhan Sananta, Yakob Sayuri, Yance Sayuri, Dzaky Asraf, Sulthan Zaky, dan Victor Dethan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat pemain bergabung dengan Timnas senior menghadapi FIFA Match Day kontra Burundi pada 25 dan 28 Maret 2023 mendatang. Sementara 2 pemain lainnya akan mengikuti pemusatan latihan (TC) Timnas u-20 Persiapan Piala Dunia U-20 2023.
Namun dari sekian nama tersebut, Dzaky Asraf jadi pemain paling sibuk. Pasalnya, setelah membela Timnas Senior, dirinya langsung bergabung dengan Timnas U-20 untuk menjalani TC di Jakarta dan Korea Selatan.
Febrianto menilai, pemain asli binaan akademi PSM ini terus menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, baik dari segi skill dan taktik bermain. Kendati demikian, Dzaky dinilai masih perlu meningkatkan mentalitas bertandingnya.
"Secara skill dan teknik dia sudah banyak improve, sisa bagaimana mentalitasnya," tegasnya.
Febrianto berpesan agar ketiga pemain tersebut tidak mudah puas dengan capaiannya saat ini. Terpenting saat ini agar Dzaky, Victor Dethan dan Sulthan Zaky bisa menjaga mental bertandingnya.
"Buat 3 anak ini dan anak akademi lainnya selalu berpesan bahwa berada di era profesional itu kalau mentalmu tidak bagus walaupun kamu main bagus atau main jelek pun, atau misalkan mendapat kesempatan tidak kesempatan itu bisa meruntuhkan kamu punya karier. Contoh misalnya dia bermain bagus dan cepat besar kepala dia juga bisa meruntuhkan dia punya karier," ungkapnya.
"Jadi anak-anak harus kuat menerima seluruh pujian dan cacian karena sama-sama itu membuat anak-anak bisa tidak konsisten nantinya," tutup Febrianto.
(afs/sar)
