PSM Makassar turut menanggapi penghentian kompetisi Liga 2 musim 2022/2023. Menurut tim Juku Eja kompetisi Liga 2 harus tetap dilanjutkan untuk perkembangan sepak bola Indonesia.
"Saya hanya head coach saja di PSM Makassar namun kalau anda tanya ke saya tentang Liga 3 dan Liga 2 untuk dilanjutkan demi pertumbuhan dan perkembangan sepak bola di Indonesia," kata Pelatih PSM Bernardo Tavares, Rabu (25/1/2023).
Bernardo menjelaskan, kompetisi seharusnya berjalan sesuai regulasi yang disepakati dari awal. Ia menilai, perubahan aturan di saat kompetisi tengah berjalan sangat tidak bagus untuk fair play.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggapan saya terhadap sebuah liga yang mengalami pergantian di tengah kompetisi ini tidak bagus untuk kompetisi," jelasnya.
Penghentian kompetisi Liga 2 juga ditanggapi pemain PSM. Gelandang PSM, Rasyid Bakri menilai, Liga 2 sebaiknya kembali dilanjutkan.
"Kalau saya pribadi saya berbicara bukan sebagai pemain PSM tapi mungkin sebagai pesepak bola. Mungkin harapannya di sepak bola pemain Liga 2 dan Liga 3 yang berharap mereka liganya di lanjutkan sama seperti teman-teman di Liga 1," kata Rasyid.
Pemain asal Kabupaten Gowa, Sulsel ini berharap agar federasi PSSI maupun operator liga, PT LIB bisa mempertimbangkan ulang agar kompetisi Liga 2 kembali dilanjutkan.
"Semoga saja PSSI bisa memberikan putusan yang bagus untuk Liga 2 dan Liga 3," pungkasnya.
Komite Etik PSSI Didesak Usut Dugaan Tanda Tangan Palsu Penghentian Liga 2
Komite Etik PSSI didesak menyelidiki dugaan tanda tangan palsu perwakilan klub-klub Liga 2 yang meminta kompetisi dihentikan. Pemalsuan itu dinilai sangat merugikan.
Dalam surat kesepakatan yang beredar, ada 20 klub yang membubuhkan tanda tangan untuk meminta dihentikannya Liga 2. Tak lama setelah itu, beberapa klub membantah ikut menandatangani pernyataan itu alias ada pemalsuan.
Dampak dari pemalsuan ini pada akhirnya menjadi alasan bagi Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk menghentikan Liga 2 2022. Padahal setidaknya ada 15 klub Liga 2 yang masih ingin kompetisi lanjut.
"Soal tanda tangan palsu, kebetulan saya adalah salah satu korbannya. Saya meminta langsung kepada Sekjen PSSI (Yunus Nusi) agar PSSI melakukan pemeriksaan melalui Komite Etik," kata CEO Karo United Effendi Syahputra, saat memberikan keterangan dilansir dari detikSport, Selasa (24/1).
"Kenapa saya tak melapor ke polisi? Karena kami masih dalam 'football family' yang mengedepankan kebersamaan," ujarnya menambahkan.
Kabarnya setiap klub ditawarkan dana Rp 15 juta untuk menandatangani pernyataan penghentian kompetisi. Hal itu dilakukan saat PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar Owner's Meeting pada 14 Desember 2022.
Beberapa klub mengaku tak mengetahui bahwa tanda tangan yang mereka bubuhkan untuk pernyataan penghentian kompetisi. Ada yang menganggap bahwa untuk kepentingan absensi semata, ketika tahu langsung menolak memberikan tanda tangan.
(ata/sar)