Polisi mengungkapkan ada sejumlah pertimbangan yang membuat mereka menolak digelarnya laga PSM Makassar. Dari 7 item kriteria penilaian, 6 diantaranya kategori merah atau tidak memadai.
"Ada 7 kriteria penilaian dari Kementerian PUPR," ungkap Kapolres Parepare, AKBP Andiko Wicaksono kepada detikSulsel, Sabtu (14/1/2023).
Andiko menjelaskan, hasil asesmen dari Kementerian PUPR tersebut telah dipaparkan secara langsung saat rapat virtual pada Jumat (6/1) lalu. Rapat tersebut juga dihadiri perwakilan PT LIB dan stakeholder terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat diadakan rapat virtual itu oleh Mabes Polri, Kementrian PUPR memaparkan itu tadi (hanya 1 kriteria terpenuhi) dan rekomendasinya direhabilitasi terlebih dahulu," imbuhnya.
Ia memaparkan 7 kriteria yang menjadi penilaian antara lain arsitektur, struktur bangunan, mekanikal elektrikal plumbing, pencahayaan, pengelolaan stadion hingga rumput stadion. Dari 7 kriteria penilaian itu, hanya satu yang masuk kategori memadai.
"Dari 7 kriteria hanya lapangan yang dianggap memadai, yang lain ada yang kurang memadai dan ada yang tidak memadai. Jadi itu dasar kami menentukan perkiraan keamanan ditambah hasil risk asesmen Mabes Polri yang dua itu tadi (lahan parkir dan akses keluar masuk)," paparnya.
Selain itu, Kementrian PUPR kata Andiko juga mengungkap bahwa di salah satu titik tribun di Stadion Gelora BJ Habibie mengalami kondisi amblas. Sehingga berisiko bagi penonton yang nantinya menempati tribun tersebut.
"Kami tidak disampaikan detail tetapi ada penyampaian Kementerian PUPR bahwa ada beberapa titik terjadi penurunan tanah atau agak amblas. Sehingga itu kami jadi concern kami sebab terkait keselamatan penonton juga," rincinya.
Laga PSM Makassar vs PSS Sleman tetap digelar namun tanpa penonton pada lanjutan pekan ke-18 Liga 1 2022/2023. Pihak kepolisian setidaknya memiliki 2 alasan mengapa pertandingan tak diizinkan dengan penonton.
Andiko Wicaksono mengatakan pertimbangan pertama laga tersebut digelar tanpa penonton, ialah tidak tersedianya tempat parkir yang respresentatif. Hal dianggap tidak memungkinkan bagi penonton yang hadir menyaksikan pertandingan.
"Pertimbangannya misalnya belum ada tempat parkir yang respresentatif, yang selama ini hanya memakai lahan warga," tegasnya.
Selain pertimbangan lahan parkir, alasan kedua yakni akses keluar masuk bagi pemain dan penonton. Berdasarkan standar, jalur antara pemain dan penonton semestinya terpisah, sementara di Stadion Gelora BJ Habibie tidak.
"Selanjutnya belum memiliki akses keluar masuk yang terpisah antara pemain dan penonton. Kalau mau ikuti regulasi, jalur atau akses bagi pemain dan penonton terpisah,"imbuhnya.
(afs/alk)