Warga Bone Terima Penghargaan Kemenpora Berkat Alat Deteksi Angin Kencang

Warga Bone Terima Penghargaan Kemenpora Berkat Alat Deteksi Angin Kencang

Agung Pramono - detikSulsel
Selasa, 13 Des 2022 21:30 WIB
Warga Bone menerima penghargaan dari Kemenpora berkat inovasi alat deteksi dini angin kencang dalam ajang  Nasional Youth Science and Technology (NYST) Award 2022.
Warga Bone menerima penghargaan dari Kemenpora berkat inovasi alat deteksi dini angin kencang dalam ajang Nasional Youth Science and Technology (NYST) Award 2022. Foto: Dok. Istimewa
Bone -

Inovasi warga Desa Massenrengpulu, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menciptakan alat pendeteksi angin kencang mendapat penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Inovasi itu terpilih sebagai 10 inovator terbaik dalam ajang Nasional Youth Science and Technology (NYST) Award 2022.

"Posyantek Desa Massenrengpulu masuk top 10 inovator terbaik yang dilaksanakan oleh Kemenpora. Hari ini penyerahan hadiah langsung dari Pak Menpora," kata Ketua Posyantek Desa Massenrengpulu Arham kepada detikSulsel, Selasa (13/12/2022).

Sebanyak 10 inovator dari berbagai daerah menerima penghargaan di Aula Gedung Kemenpora, Jakarta Pusat Selasa (13/12). Warga Bone mengikutkan alat mitigasi dan peringatan dini bencana angin kencang yang telah dirancang 4 bulan yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arham menerangkan, sebanyak 426 peserta ikut dalam inovasi National Youth Science and Technology Award 2022. Setelah dilakukan proses seleksi maka dipilih 10 inovator terbaik.

"10 terbaik itu diundang semua ke Jakarta untuk menerima penghargaan. Ada uang pembinaan juga dikasih ki Kemenpora," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Arham mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah Desa Massenrengpulu yang telah memberinya ruang untuk berkreasi. Apalagi inovasinya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya. Berkat doa warga Massenrengpulu inovasi ini bisa masuk inovasi terbaik nasional," jelas mahasiswa angkatan 2018 pendidikan teknik elektro UNM itu.

Sebelumnya diberitakan, warga Desa Massenrengpulu menciptakan alat deteksi dini angin kencang. Alat ini diklaim mampu mengurangi risiko dampak bencana.

Kepala Desa Massenrengpulu Wahyudi mengungkapkan, detektor angin kencang tersebut sebagai alat mitigasi bencana. Lahirnya alat itu dipicu atas keresahan wilayahnya yang menjadi langganan bencana angin kencang.

"Alat ini sebagai alat mitigasi bencana. Desa Massenrengpulu langganan angin kencang di akhir tahun hingga bulan Maret," kata Wahyudi saat ditemui detikSulsel pada Selasa (26/7).

Wahyudi menyebut, alat ini bisa mendeteksi 3 tahap, yakni status siaga, waspada, dan awas. Ketika angin berhembus dengan kecepatan di atas 30 kilometer/jam maka akan langsung dideteksi oleh sensor angin (anemometer).

"Data kecepatan angin yang terdeteksi, langsung diolah oleh sistem mikrokontroler menjadi sebuah pesan peringatan. Pesan peringatan secara otomatis akan terkirim ke nomor HP warga yang telah ter-input di sistem," sebutnya.

Pengiriman pesan peringatan diatur dengan 3 tingkatan status. Pertama, angin kecepatan di atas 30 km/jam maka akan mengirim SMS peringatan 'Awas'. Selanjutnya, angin kecepatan di atas 50 km/jam maka akan mengirim SMS peringatan 'Waspada'.

Sementara yang ketiga, angin kecepatan di atas 60 kilometer/jam maka akan mengirim SMS peringatan 'Awas' dan segera ke tempat evakuasi.




(ata/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads