Timnas Korea Selatan akan menjalani laga pembuka di Grup H Piala Dunia 2022 Qatar melawan Uruguay. Eks Pelatih PSM Makassar Syamsuddin Umar yakin Kesatria Taeguk bisa mengikuti jejak Jepang dan Arab Saudi yang meraih kemenangan di laga pembukanya.
Laga Korea Selatan melawan Uruguay akan tersaji di Education City Stadium, Ar-Rayyan, Qatar pada Kamis (24/11/2022) pukul 21.00 Wita. Korea Selatan tergabung di Grup H bersama Ghana, Uruguay, dan Portugal.
"Mudah-mudahan sebentar Korea Selatan lawan Uruguay bisa perlihatkan lagi, supaya ada tolok ukur tim lain di Asia bisa mengikuti," kata pria yang kerap disapa Syam saat berbincang dengan detikSulsel, Kamis (24/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dua wakil Asia di ajang empat tahunan ini telah meraih hasil positif. Seperti Arab Saudi yang menumbangkan Argentina dengan skor 1-2, serta Jepang yang juga diluar dugaan menaklukkan Jerman dengan skor yang sama 1-2.
Sebagai negara satu benua, Syam tentu menginginkan jika Son Hyung-min mampu mengambil contoh pertandingan Jepang dan Arab Saudi melawan tim yang dijagokan menjadi juara. Menurutnya, Korsel bisa ambil gambaran perihal peta kekuatan negara-negara Amerika Latin dan Eropa.
"Paling bagus itu adalah bagaimana melihat contoh dari (Jepang dan Arab Saudi). Bukan berarti Arab Saudi dan Jepang sudah luar biasa mungkin nanti bisa kalah, tapi bisa jadi salah satu contoh yang kita lihat," paparnya.
Kendati demikian, pelatih yang sukses mengantarkan Juku Eja meraih trofi Liga Indonesia 1999/2000 ini mengaku, sebagai negara langganan ajang Piala Dunia, hal ini bisa jadi modal penting bagi anak asuh Paulo Bento.
"Korea Selatan bukan lagi pertama kali ikut Piala Dunia, dia sering sekali ikut. Yang pasti nyali, personality, kepercayaan diri, itu biasa orang yang lebih kecil, tapi personalitynya lebih percaya diri, itu bisa kalahkan yang punya postur tubuh yang lebih besar," tegasnya.
Korsel pernah mencapai babak semifinal di Piala Dunia 2002, kala itu menjadi tuan rumah bersama Jepang. Hingga kini belum ada negara Asia lain bisa berkiprah sejauh itu.
Di depan pendukungnya sendiri ketika itu, Korsel lolos dari fase grup setelah mengalahkan Portugal dan Polandia. Meski dianggap banyak kontroversi, kejutan kembali dibuat Korsel di babak 16 besar saat menundukkan Italia dengan skor ketat 2-1.
Pada babak delapan besar gantian Spanyol ditundukkan. Korsel masuk semifinal berkat kemenangan melalui adu penalti. Perjuangan Korsel, yang ketika itu dipimpin Guus Hiddink, baru terhenti di tangan Jerman di fase empat besar.
Tentu dengan prestasi tersebut, Syam meyakini bisa menjadi motivasi bagi para pemain Korea Selatan meraih kemenangan dan mengulang sejarah.
"Korea itukan sudah pernah masuk empat besar dan dia itu akan dijadikan tradisi dan itu jadi motivasi dan salah satu ujung tombak keberhasilan sepak bola Asia," pungkasnya.
(afs/ata)