PSM Makassar terus menyuarakan agar Liga 1 2022/2023 kembali digelar usai PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pelatih PSM Bernardo Tavares menegaskan jika kompetisi digelar lebih cepat maka akan lebih baik.
"Lebih cepat lebih baik, mau minggu depan ini akan lebih baik untuk kita," kata Bernardo Tavares di sela latihan PSM di Stadion Kalegowa, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (16/11/2022).
Sebelumnya PT LIB selaku operator Liga telah menyusun tiga opsi kelanjutan Liga 1, yakni tanggal 18 November, 25 November, dan 2 Desember. Namun hingga kini pemerintah belum juga memberikan izin perihal liga boleh digulirkan kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara hasil RUPS yang menunjuk Ferry Paulus sebagai Direktur Utama PT LIB menggantikan Akhmad Hadian Lukita didampingi Munafri Arifuddin sebagai Direktur PT LIB, seharusnya menjadi angin segar bagi kelanjutan kompetisi tertinggi Indonesia tersebut.
Tak hanya berharap agar liga segera dilanjutkan, pelatih asal Portugal ini juga berharap agar pertandingan Liga 1 tetap disaksikan suporter. Melihat kehadiran pendukung di stadion secara langsung memberikan dorongan semangat bagi para pemain.
"Saya harap Liga segera mungkin dimulai dan dengan kehadiran penonton, kalau tidak ada penonton akan membuat kesulitan tim dan bermain sepak bola tak ada apa-apanya tanpa kehadiran suporter," tegasnya.
Sebelumnya, Liga 1 Indonesia berhenti akibat tragedi Kanjuruhan yang memakan korban sebanyak 135 orang. Alhasil, Pemerintah kemudian menghentikan sementara waktu kompetisi.
Sementara itu, Direktur PT LIB Munafri Arifuddin mengungkap jika Liga 1 2022/2023 idealnya akan kembali dilanjutkan pada 2 Desember mendatang. Hal tersebut seiring belum keluarnya izin dari pemerintah.
"Kalau menurut saya untuk sekarang ini dengan perizinan dan proses administrasi perizinan ya mungkin yang masuk akalnya itu mungkin 2 Desember (Liga 1 dilanjutkan)," kata Munafri saat berbincang dengan detikSulsel, Selasa (15/11/2022).
Munafri pun berharap agar Liga 1 segera digulirkan, melihat banyak yang menggantungkan hidupnya di kompetisi tertinggi Indonesia tersebut.
"Karena ekosistem sepak bola kita atau seluruh insan sepak bola ini banyak sekali yang sudah menderita akibat berhentinya ini kompetisi," paparnya.
"Bukan kita tidak empati terhadap apa yang terjadi banyaknya korban atas Tragedi Kanjuruhan, tetapi kita juga harus memikirkan ada kehidupan lain yang ada di dalam pada saat liga berputar di Indonesia ini," lanjut pria yang akrab disapa Appi.
(afs/asm)