PSM Makassar menginjak usia ke-107 hari ini. Mantan pemain dan pelatih PSM Makassar Syamsuddin Batola berharap di usia ini ada stadion yang bisa menjadi markas PSM.
"HBD (Happy Birthday) buat PSM semoga kedepannya tetap jaya dan dan eksis selalu di level tertinggi sepak bola Indonesia," ungkap Syamsuddin Batola kepada detikSulsel, Senin (1/11/2022).
Saat ditanya tentang harapannya di HUT PSM ke-107, Syamsuddin hanya mengungkit soal kebutuhan stadion.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma butuh stadion," singkatnya.
Syamsuddin Batola pernah didapuk menjadi pelatih PSM di Piala Menpora 2021. Pada ajang pra musim itu, Tim Juku Eja berhasil menembus semifinal tanpa sekali pun menelan kekalahan.
Hingga akhirnya langkah PSM Makassar dihentikan oleh Persija Jakarta via adu penalti di empat besar.
Sebelum dipercaya menangani PSM di Piala Menpora 2021, Syamsuddin Batola lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai asisten pelatih asing PSM di Liga 1 sejak 2017. Mulai dari mendampingi Robert Alberts, Darije Kalezic, dan Bojan Hodak.
Syamsuddin juga merupakan Direktur Teknik Akademi PSM di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Diketahui, Syamsuddin mengawali karier sepak bolanya ketika bergabung di Diklat PPLP Sulawesi Selatan pada 1982 selama dua tahun. Bakat Syamsuddin Batola kemudian terpantau oleh tim pemandu bakat Diklat Ragunan, Jakarta.
Kemudian ia menjadi bagian dari tim pelajar Indonesia yang meraih trofi juara Piala Asia 1984 di New Delhi. Tidak terhenti di situ, selepas dari Diklat Ragunan, Pria kelahiran Kabupaten Maros, 4 Juli 1967 itu direkrut klub elite Galatama, Pelita Jaya.
Syamsuddin tidak lama di Pelita Jaya. Ia kemudian bergabung di PKT Bontang, klub perusahaan pupuk terbesar di Kalimantan yang pernah mewakili Indonesia di pentas Asia.
Bersama PKT, Syamsuddin sempat mengalami masa suram karena cedera lutut yang dialami ketika klubnya menghadapi Bandung Raya di era Galatama. Ia pun terpaksa menepi selama setahun untuk memulihkan cederanya itu.
Setelah pulih, Syamsuddin masih sempat memperkuat PKT pada periode terakhir Galatama, sebelum digabungkan dengan kompetisi Perserikatan dengan nama Liga Indonesia.
Namun, jelang Liga Indonesia 1994/1995 Syamsuddin justru memutuskan pulang kampung dan bergabung di PSM Makassar.
Pencapaian tertingginya bersama Skuad Juku Eja adalah meraih trofi juara musim 1999/2000, serta dua kali runner-up yakni pada 1995/1996 dan 2000/2001. Ia pun menjadi bagian PSM Makassar yang berhasil menembus perempat final Liga Champions Asia 2001.
Pencapaian terbaiknya sebagai asisten pelatih di PSM adalah meraih trofi juara Piala Indonesia 2018/2019 bersama pelatih Darije Kalezic.
Sebelumnya, PSM bertengger di peringkat tiga klasemen Liga 1 2017 dan di posisi dua pada musim 2018. Syamsuddin Batola menemani pelatih Robert Rene Alberts.
(alk/ata)