Stadion Mattoanging merupakan markas bersejarah PSM Makassar. Stadion ini diresmikan sejak 6 Juli 1957 silam dan awalnya dipersiapkan sebagai pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang ke-4 pada tahun itu.
Dahulu, lahan stadion ini merupakan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda. Namun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, Panglima Kodam XIV/Hasanuddin, Jenderal Andi Mattalatta memprakarsai lahan tersebut diubah menjadi stadion olahraga.
Stadion ini dibangun dengan kapasitas mencapai 15.000 orang. Nama stadion ini pertama kali disebut Mattoanging. Dalam bahasa Makassar Mattoa berarti melirik, melihat, atau menengok. Sedangkan kata anging berarti angin. Jika digabungkan berarti melihat angin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penamaan Stadion Mattoanging ini diberikan karena tempatnya yang berada di daerah pantai tempat perlabuhan perahu pinisi. Dahulu para awak menengok angin untuk melihat tanda cuaca dalam keadaan baik atau siap melakukan pelayaran.
Namun seiring berjalannya waktu, nama Stadion Mattoanging berubah menjadi Stadion Andi Mattalatta yang bertujuan untuk menghormati pendirinya, Jenderal Andi Mattalatta.
Rencana Renovasi Stadion Mattoanging
Stadion Mattoanging sejak dibangun pada 1957 silam belum mengalami perubahan yang signifikan. Barulah di era Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah (NA), rencana renovasi total stadion digaungkan.
Pada rencana awal, stadion ini akan disulap dengan wajah baru. Gubernur NA mencanangkan stadion dengan kapasitas 40.000 penonton dari sebelumnya hanya 15.000.
![]() |
Desain Stadion Mattoanging awalnya akan dibangun dengan 2 tingkat tribun. Bangunannya dirancang berstandar internasional dengan diperkirakan setinggi bangunan 5 lantai.
Selain menambah kapasitas stadion yang menampung 40.000 penonton, juga direncakan didesain tanpa lintasan atletik. Semua tribun tertutup dan penonton akan duduk di satu bangku atau single seat.
Namun, Nurdin Abdullah kemudian terjerat kasus. Rencana pembangunan stadion ikut terimbas menjadi tidak pasti. Sayang, bangunan lama stadion sudah terlanjur dibongkar pada 21 Oktober 2020 lalu dan berganti menjadi kubangan bekas galian yang sudah memakan 3 korban jiwa.
Stadion Mattoanging di Era Andi Sudirman
Rencana pembangunan Stadion Andi Mattalatta atau Mattoanging kemudian beralih ke tangan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Dia melakukan sejumlah penyesuaian dalam proses pembangunan stadion tersebut.
Salah satunya dengan merevisi desain Stadion Mattoanging yang sebelumnya berkapasitas 40.000 kursi menjadi 20.000 kursi. Dengan desain baru ini, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 381 miliar.
![]() |
Perubahan desain merujuk pada desain additional (tambahan) yang mengalami perubahan dari detail engineering design (DED) ultimate 2020. Desain baru tetap memakai kursi tunggal (single seat).
Kemudian juga ada penyesuaian pada atap stadion, yang sebelumnya direncanakan mengelilingi, kini hanya ada di tribun sebelah barat dan timur.
Desain Stadion Mattoanging juga diputuskan kembali menggunakan lintasan atletik. Ini dipertahankan dengan pertimbangan, kebutuhan akan adanya fasilitas olahraga lainnya selain sepak bola di Makassar serta untuk pelaksanaan pembukaan acara olahraga yang terkadang memerlukan kirab (defile) dari para peserta.
Di era Andi Sudirman Sulaiman, tender Stadion Mattoanging sudah dilakukan dua kali namun selalu gagal karena tak ada pemenang. Rencana tender ketiga masih belum diketahui sampai saat ini.
(asm/ata)