PSM Makassar ikut angkat suara soal seruan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. PSM sepakat untuk revolusi di pengurusan PSSI, tetapi kelanjutan Liga 1 jauh lebih penting saat ini.
"Untuk menuju KLB kami dari PSM desak dulu adalah kapan liga mulai. Siapa yang paling rugi sekarang kalau liga belum mulai, itu adalah klub," kata Direktur Utama PSM Makassar, Sadikin Aksa kepada detikSulsel, Selasa (26/10/2022).
Sadikin mengaku, sangat mendukung revolusi di persepakbolaan Indonesia. Hal tersebut sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden FIFA Gianni Infantino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk revolusi sepakbola, kami setuju, nggak ada masalah itu. Itukan sudah sesuai dengan arahan presiden (Jokowi) yang sudah ketemu dengan Presiden FIFA (Gianni Infantio), itu sudah sesuai," paparnya.
Nah, yang diperlukan saat ini kepastian kelanjutan Liga 1. Sadikin meminta agar segera ada kejelasan kapan dilanjutkan, sebab PSM dan banyak klub Liga 1 lainnya sudah tertinggal banyak pertandingan musim ini.
"Kalau sekarang mau dijelasin mau jalan (Liga 1) ya jalan, kalau nggak yah nggak, gitu loh. Jadwal kita di musim ini aja itu udah padat, kita ketinggalan 5 (sampai) 6 game sekarang," jelas Sadikin.
Belum lagi, kedepan kompetisi juga harus menyesuaikan dengan agenda FIFA Matchday, Tim Nasional, dan Piala Dunia U-20 2023 dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya.
"Kita ada jadwal AFF ada FIFA Matchday kita ada Under 20 FIFA. Terus mau dikemanain ini liga, sampai kapan ini selesainya liga, kapan mau mulai," tegasnya.
"Kalau saya fokus liga kapan mau mulainya, karena apa, kalau liga mulai itu artinya kita ada kejelasan dengan pemain kita, ada kejelasan dengan sponsor," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
"Mengenai revolusi sepakbola itu pasti, sudah jalan, kami juga pengen revolusi sepakbola. Tapi kalau mengenai KLB bukannya kami tidak mendukung, ingat kejadian kemarin yang PSSI di ben sama FIFA itu gara-gara KLB," ujar Sadikin.
"Karena KLB kita tidak sesuai dengan statuta, apalagi kita mau lakukan itu lagi. Sedangkan kalau kita mengikuti rekomendasinya tim (TGIPF) kemarin melakukan KLB dulu berarti tidak ada liga dong," tambahnya.
Konsekuensinya, jika Liga 1 tidak dilanjutkan segera maka ujung-ujungnya sepakbola Indonesia juga akan di ben atau dibekukan FIFA.
"Jangan salah loh, kalau tidak ada liga kita bisa di ben, kita bisa dicabut juga. Berarti kalau tidak ada liga siapa yang rugi," kata Sadikin.
"Jadi yang penting sekarang adalah jalanin liga. Paling utama jalanin liga," kuncinya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Sikap Klub Liga 1 soal KLB PSSI
Persis Solo telah mengirim surat kepada PSSI. Laskar Sambernyawa mendesak untuk segera digelar Kongres Luar Biasa (KLB) paling lambat 30 hari ke depan.
Surat tersebut dikirim Persis ke Ketua Umum PSSI pada Selasa (25/10/2022). Sehari sebelumnya, Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep, melakukan pertemuan dengan beberapa klub Liga 1 dengan membahas masa depan sepakbola Indonesia.
Dikutip dari situs resmi klub, Persis mendesak KLB dilakukan selambat-lambatnya 30 hari setelah surat dikirim. Ada pun Persis mengajukan enam poin dalam pembahasan KLB.
"Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Persis meminta kepada PSSI untuk melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) selambat-lambatnya 30 hari setelah surat ini dikirim," bunyi petikan surat dari Persis Solo.
Persebaya Surabaya juga menjadi klub yang lantang meminta KLB sebagai upaya mengganti personel federasi. Persebaya juga meminta digelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Liga Indonesia Baru (LIB).
"Kita sama-sama sepakat ingin ada perbaikan di sepakbola Indonesia. Jadi intinya kita dalam waktu dekat akan sama-sama mengeluarkan surat dan statement tentang concern kita pada masa depan sepakbola, termasuk KLB, dan yang lebih urgen menurut kami adalah kelangsungan liga," kata Bos Persebaya, Azrul Ananda di Balai Kota Solo dilansir dari detikJateng, Senin (24/10).
Berbeda dengan Persis dan Persebaya, Persija dan Arema tak menuntut KLB PSSI maupun RUPS PT LIB. Kedua klub hanya meminta investigasi dan pengusutan Tragedi Kanjuruhan.
Soal investigasi dan pengusutan, pemerintah sudah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Hasil investigasi TGIPF juga sudah diserahkan ke Presiden RI Joko Widodo pada 14 Oktober lalu dengan berbagai rekomendasi, seperti KLB PSSI dan meminta Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan beserta jajaran Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk mundur.
Sementara PSIS sama seperti Persis dan Persebaya, yakni menuntut digelarnya RUPS PT LIB. Soal KLB PSSI, PSIS memilih menghormati suara klub lain yang menuntut hal tersebut.
Dengan keluarnya sikap lima klub ini, maka masih ada 13 peserta Liga 1 yang belum menyuarakan sikapnya, salah satunya PSM Makassar. Sikap mereka sangat ditunggu mengingat bagian dari voters PSSI yang bisa menentukan masa depan sepakbola Indonesia.
Simak Video "Video Momen Barito Putera Lawan 12 Pemain PSM "
[Gambas:Video 20detik]
(ata/hmw)