FIFA Larang Gas Air Mata di Stadion, Kenapa Ditembakkan di Tragedi Kanjuruhan?

FIFA Larang Gas Air Mata di Stadion, Kenapa Ditembakkan di Tragedi Kanjuruhan?

Tim detikSport - detikSulsel
Minggu, 02 Okt 2022 09:42 WIB
Aparat lepaskan gas air mata ke arah suporter
Foto: Aparat lepaskan gas air mata ke arah suporter (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Jakarta -

Penggunaan gas air mata untuk mengendalikan massa di stadion telah dilarang dengan tegas oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Namun polisi justru memakai gas air mata untuk meredam aksi anarkis suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang usai laga Arema FC Vs Persebaya.

Dilansir dari detikSport, larangan itu tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations. Pada pasal 19 b) tertulis, 'No firearms or "crowd control gas" shall be carried or used'. Bunyi aturan ini intinya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan.

Tuan rumah Arema FC diketahui harus menderita kekalahan 2-3 dari Persebaya di markasnya, Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) WIB. Akibat kekalahan tersebut, suporter Arema atau Aremania yang tidak terima dengan hasil pertandingan langsung menyerbu masuk ke lapangan usai laga berakhir. Mereka berbuat anarkis berujung kericuhan yang mengakibatkan 127 orang tewas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tragedi ini tak lepas dari tindakan aparat yang menggunakan gas air mata dalam mengatasi kericuhan di stadion. Tembakan gas air mata membuat suporter berkumpul di satu titik untuk dan menyebabkan penumpukan.

"Terjadi penumpukan di dalam, proses penumpukan itulah terjadi sesak napas kekurangan oksigen," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, kepada wartawan di Polres Malang, seperti dilansir dari detikJatim, Minggu (2/10).

ADVERTISEMENT

"Oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion, kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," sambung Nico.

Pihak manajemen Arema FC telah membuat pernyataan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. Manajemen menyampaikan permintaan maaf dan siap ikut tanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi.

"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ungkap Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.

"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," tambah Haris.

Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Ada tembakan gas air mata saat terjadi kerusuhan usai laga Arema FC Vs Persebaya yang menewaskan 127 orang. Polisi mengungkapkan alasan penggunaan gas air mata saat kericuhan terjadi.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebut suporter Arema FC merasa kecewa karena timnya kalah. Sehingga melampiaskan kekecewaannya itu, suporter turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain dan official Arema FC.

"Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain," kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang, Minggu (2/10).

"Dalam prosesnya itu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan (penembakan) gas air mata karena sudah anarkis, sudah menyerang petugas, merusak mobil, dan akhirnya kena gas air mata," sambungnya.

Usai polisi menembakkan gas air mata, para suporter itu berhamburan ke satu titik keluar stadion. Akibatnya terjadi penumpukan suporter hingga kekurangan oksigen.

"Di dalam proses penumpukan itulah terjadi.. kurang oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," jelasnya.




(tau/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads