Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares dikenal garang mengkritik kepemimpinan wasit sebelum dan sesudah pertandingan. Tetapi soal sanksi Wiljan Pluim dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI, pelatih asal Portugal itu ciut berkomentar, dengan alasan takut ikut kena sanksi.
"Sebenarnya saya agak ragu memberikan opiniku (sanksi Wiljan Pluim). Siapa tahu nanti saya dihukum gara-gara saya memberi tahu opiniku," kata Bernardo pada sesi latihan PSM di Stadion Kalegowa, Sabtu (24/9/2022).
Kendati demikian, Bernardo sedikit mengomentari terkait jalannya pertandingan yang berujung sanksi untuk kapten PSM Makassar tersebut. Tepatnya saat tim Juku Eja bertandang ke markas Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Kediri, Jumat (2/9) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira apa yang saya harus beri tahu adalah ada beberapa momen yang sebenarnya yang patut dipertanyakan sebelum kejadian dari Willy (Wiljan Pluim) yang sangat tidak menguntungkan kita," terangnya.
"Pada saat insiden dengan Willy ada dua pemain lawan (Persik Kediri ikut) provokasi wasit," sambungnya.
Mantan pencari bakat pelatih ternama Jose Mourinho itu menjelaskan, tindakan memprovokasi wasit adalah hal yang dilarang. Jika di kompetisi Eropa, Bernardo yakin pemain tersebut akan diberikan sanksi.
"Di Eropa, hal tersebut mencoba provokasi wasit untuk memberikan keputusan berat kepada tim lawan, pemain ini harus diberi kartu atau diperingati. Normalnya diberi contoh kartu kuning, tetapi ini tidak terjadi di kita," sesal Bernardo.
Pada pertandingan tersebut, Bernardo pun lantang mengkritisi kepemimpinan wasit. Menurutnya banyak insiden yang merugikan PSM Makassar, yakni berupa tekel keras yang sangat berbahaya untuk para pemainnya.
"Pertandingan tersebut terjadi seperti pemukulan, tinjuan kepada Yance. Juga insiden yang terjadi pada Yakob dan tekel keras kepada Rasyid di kotak penalti tidak pelanggaran sama sekali. Juga insiden terhadap Dzaki di samping garis out," cetusnya.
Sebelumnya, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi kepada Wiljan Pluim berupa hukuman absen 4 laga berturut (di luar kartu merah) dan denda Rp 50 juta karena dituding menghina wasit.
Pluim telah menjalani sanksi skorsing 2 laga, yakni saat PSM melawan Persebaya dan Dewa United. Tersisa 3 laga lagi saat PSM melawan Persis Solo Kamis (29/9).
Kemudian dilanjutkan saat PSM lawan Persikabo pada Jumat (7/10), dan menghadapi Persita pada Kamis (13/10). Khusus duel PSM melawan Barito Putera pada Senin (3/10), Wiljan Pluim tetap bisa bermain, sebab laga tersebut adalah laga tunda.
Simak selengkapnya Banding PSM Perjuangkan Sanksi Wiljan Pluim Ditolak Komite Banding PSSI di halaman selanjutnya.
Banding PSM Ditolak Komite Banding PSSI
PSM Makassar yang mengajukan banding terkait sanksi 5 laga Wiljan Pluim ditolak oleh Komite Banding PSSI. Akibatnya Wiljan Pluim tetap harus absen lima laga.
"Sepertinya sudah ada hasil. Bandingnya kita tidak diterima," kata Direktur Utama PSM Makassar Munafri Arifuddin kepada detikSulsel, Sabtu (24/9).
Kendati demikian, pria yang akrab disapa Appi itu belum tahu pasti alasan Komite Banding PSSI menolak upaya banding yang dikirimkan manajemen PSM.
"Saya pastikan dulu," paparnya.
PSM Makassar sebelumnya mengajukan banding ke Komite Banding PSSI terkait sanksi berlebihan oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI ke Wiljan Pluim. Pemain asal Belanda itu disanksi 4 laga berturut (di luar kartu merah) dan denda Rp 50 juta karena dituding menghina wasit.
"Ada beberapa hal yang kita ajukan banding termasuk juga keterangan dari Willy (Wiljan Pluim) kenapa dia melakukan itu. Di dalam surat banding kita itu juga mengatakan bahwa perbuatannya itu memang diakui tidak diperbolehkan, tapi tidak harus mendapatkan sampai 4 kali pertandingan juga," jelas Appi Selasa (20/9) lalu.