Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali merespons langkah Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) yang memberi hukuman kepada wasit Liga 1. Hukuman ini dinilai sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam pembinaan sepak bola di Indonesia.
"Artinya PSSI benar-benar ingin menginginkan bahwa memimpin pertandingan harus benar-benar dia siap, baik fisik maupun mental. Sehingga kalau tak siap jangan," kata Menpora Zainudin Amali ditemui di Fakultas Hukum Unhas Makassar, Selasa (23/8/2022).
Zainudin menjelaskan, wasit di Liga 1 harusnya memiliki kinerja yang dalam menjadi pengadil di lapangan. Wasit harus adil dalam memimpin pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira (tepat) apa yang sudah di lakukan oleh PSSI. PSSI-kan sudah menghukum beberapa wasit belasan wasit sudah dihukum," jelasnya.
"Nah bagi yang terindikasi main-main itu baru dikasih sanksi oleh komisi disiplin. Jadi saya kira langkah yang bagus," tambahnya.
Zainudin menerangkan, hukuman yang diberikan ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk tegas dan tak takut dalam mengambil keputusan di dalam memimpin pertandingan.
"Saya mengapresiasi apa yang dilakukan PSSI yang sudah memberikan sanksi kepada wasit yang tidak sesuai dengan cara dia memimpin," terangnya.
Sebelumnya, Komite Wasit PSSI mengungkap identitas 18 wasit dan asistennya yang mendapat hukuman. Para perangkat ini dianggap lalai dan melahirkan keputusan kontroversial di Liga 1 2022.
Hukuman yang dijatuhkan PSSI adalah melakukan pembinaan khusus tanpa tugas kepada sejumlah perangkat pertandingan. Perangkat pertandingan ini terdiri dari wasit, asisten wasit, dan additional assistant referee (AAR).
"PSSI berharap seluruh perangkat pertandingan menjalankan tugas sesuai Law of The Game (LOTG). Setiap wasit yang menjalankan tugas dengan baik pasti ada award, namun bila tidak menjalankan tugas dengan baik akan ada pembinaan tanpa tugas," kata Ketua Komite Wasit PSSI Ahmad Riyadh dalam keterangannya.
(ata/sar)