Dua musim berturut PSM Makassar tampil sebagai tim musafir di AFC Cup. Musim berikutnya, jika lolos ke AFC Cup lagi, Juku Eja dan suporternya memliki impian agar bisa bermain di markas sendiri.
Direktur Utama PSM Makassar Munafri Arifuddin mengatakan, bisa bermain di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare di Liga 1 merupakan hal yang patut disyukuri. Meskipun di AFC Cup 2022 bermain sebagai tim musafir.
Pada babak semifinal AFC Cup 2022, PSM Makassar bertindak sebagai tuan rumah untuk menjamu tim asal Malaysia Kedah Darul Aman FC. Namun karena tidak memiliki markas yang layak main di AFC, manajemen PSM meminjam Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada Selasa (9/8) nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bermain di Liga 1, walaupun tidak lagi seperti dulu (di Makassar), ini sebuah hal yang harus kita syukuri bersama. PSM adalah harga diri kita semua. Walaupun di AFC kita mainnya tidak di sini (di Bali)," kata Munafri saat podcast detikSulsel, Sabtu (30/7/2022).
Kedepannya, pria yang akrab disapa Appi ini berhadap PSM tidak lagi menjadi tim yang terusir dari markasnya saat bermain di laga International. Stadion Gelora BJ Habibie Parepare menjadi pilihan paling realistis untuk digunakan PSM di AFC Cup di musim-musim yang akan datang.
"Dikatakan sempurna (Stadion BJ Habibie), belum. Baru sampai di 80-90 persen. Namun Alhamdulillah kita dikasih izin main di Liga 1. Dan kita gak berhenti sampai disitu. Kita mau bisa capai standar AFC dengan kapasitas yang lebih besar," bebernya.
Appi menerangkan, Stadion Gelora BJ Habibie dengan kapasitas 20 ribu tidak cukup untuk memenuhi besarnya animo para pecinta PSM Makassar. Ia berharap ada kolaborasi bersama dalam mewujudkan impian masyarakat Sulsel untuk tim kebanggaan, PSM.
"Harusnya kita bangun sama-sama. Pemerintah jelas harus ikut suport. Bahwa kita (klub) membangun stadion (sendiri) itu wajib dan itu program jangka panjangnya kita," tegasnya.
Sayang, hadirnya PSM di AFC Cup belum dapat dimanfaatkan dengan baik pemerintah daerah untuk mengenalkan potensi-potensi yang ada di Sulsel kepada negara lain. Padahal di AFC Cup, Juku Eja menjamu tim-tim terbaik dari negara-negara di Asia.
"Seandainya kita punya stadion, mereka (negara lain) akan datang dan menyiarkan di televisi International. Bahwa di Sulsel itu seperti ini. Banyak hal positif yang bisa kita dapatkan," jelasnya.
"Alangkah bagusnya jika pemerintah punya stadion dan kami (klub) juga punya stadion. Di Sulsel bisa jadi tuan rumah pertandingan International," tambahnya.
Di Sulsel, sebetulnya punya banyak stadion. Dominan seluruh Kabupaten/Kota memiliki stadion. Hanya saja, belum dikelola dengan profesional dan memenuhi standar untuk pertandingan level nasional maupun International.
Berbeda dengan banyak daerah di Pulau Jawa. Satu daerah bisa memiliki lebih dari satu stadion dengan standar International, walaupun hanya di daerah yang kecil.
"Mulai dari Maros, Pangkep, Barru, kita punya stadion. Stadionnya bagus-bagus. Hanya saja, belum dikelola dengan serius," jelas Appi.
"Semoga ke depannya, dengan di mulai dari Parepare, akan lahir stadion yang bagus dan membanggakan untuk masyarakat Sulsel," kuncinya.
(ata/asm)