Analisa Penyebab Petahana-Keluarganya Tumbang di Pilkada Sulsel 2024

PILKADA Sulawesi Selatan

Kenali Kandidat

Analisa Penyebab Petahana-Keluarganya Tumbang di Pilkada Sulsel 2024

Sahrul Alim - detikSulsel
Kamis, 05 Des 2024 18:14 WIB
Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma
Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma. Foto: (dok. istimewa)
Makassar -

Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menyebut ada sejumlah penyebab gagalnya petahana dan keluarga kepala daerah yang maju dalam Pilkada 2024. Di antaranya, petahana dan keluarganya dinilai gagal meraih simpati masyarakat saat menjabat.

"Kalau kita melihat masing-masing daerah tentu punya alasannya masing-masing. Tetapi pada umumnya saya lihat, memang yang menjadi penting dalam melihat hal ini bahwa para petahana dan keluarga petahana tumbang ini mungkin belum dianggap cukup berhasil," ujar Sukri kepada detikSulsel, Kamis (5/12/2024).

Menurutnya, ada kemungkinan penantang petahana atau keluarga kepala daerah lebih menjanjikan. Langkah mereka untuk melawan petahana atau keluarga kepala daerah pun semakin mulus bila ada catatan minor dalam kepemimpinan sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di beberapa tempat, kita mencermati bahwa ada juga dari masyarakat melihat kandidat penantang lebih menjanjikan. Apalagi kalau kandidat sebelumnya mempunyai kesalahan atau tidak cukup berhasil," katanya.

"Sehingga masyarakat memilih untuk mencoba memberi kesempatan kepada orang baru, atau paslon yang selama ini bukan keluarga pejabat kepala daerah atau keluarganya dan masyarakat memberi mereka kesempatan," sambung Sukri.

ADVERTISEMENT

Penyebab lainnya, kata Sukri, ada kejenuhan di masyarakat terhadap kepala daerah yang sudah 2 periode. Sehingga, masyarakat tidak lagi melirik kerabat yang didukungnya.

"Ada titik jenuh, apalagi sudah 2 periode kerabat atau orang tuanya kemudian mendorong keluarganya maju. Itu bisa menjadi titik kejenuhan sehingga masyarakat memilih paslon lain," jelasnya.

Pemilih, lanjut Sukri, tentu tidak akan mengalihkan dukungannya jika kepala daerah tersebut dianggap berhasil. Menurutnya, masyarakat tetap akan melihat prestasinya meski keluarganya yang didorong maju Pilkada.

"Saya kira seandainya berhasil, diterima dan diapresiasi masyarakat tentu mereka akan mendapatkan dukungan. Mungkin tidak gagal, tapi prestasinya biasa-biasa saja, tidak ada hal baru, tidak ada hal inovatif, tidak ada hal luar biasa, sehingga masyarakat meninggalkannya karena melihat ada harapan baru dan melihat ada kemungkinan lebih baik ke depannya," jelas Sukri.

Faktor lainnya, kata Sukri, adalah kerja-kerja tim pemenangan. Paslon penantang yang memiliki tim kuat terbukti berhasil mengalahkan petahana maupun petahana yang mendukung keluarganya.

"Kita tidak bisa menafikkan kerja-kerja tim paslon yang berhasil menang. Tim tentu telah bekerja secara maksimal, itu juga akan terkait dengan kerja-kerja partai pengusung. Jadi untuk fenomena ini ada memang ada beberapa alasan keluarga dan petahana belum berhasil," ujar Sukri.

"Mereka kurang berhasil meyakinkan sehingga masyarakat memilih memberi kesempatan kepada orang baru yang bisa memberi lebih baik. Kemudian kepala yang sudah dua periode kemudian mendorong keluarganya bisa jadi ada kebosanan di masyarakat dan mencari orang yang bisa memberi harapan baru," pungkasnya.

Sebagai informasi, dari 19 KPU kabupaten/kota telah menetapkan perolehan suara Pilkada 2024 hingga Kamis (5/12). Tercatat 6 petahana dan 7 keluarga kepala daerah yang tumbang.

Petahana yang tumbang itu yakni Syamsari Kitta di Takalar, Kartini Ottong di Sinjai, Yohanis Bassang di Toraja Utara, Budiman di Luwu Timur, Ilhamsyah Azikin di Bantaeng, dan Amran Mahmud-Amran di Wajo.

Sementara 7 keluarga petahana yang tumbang yakni, anak bupati Barru Suardi Saleh, Ulfah Nurulhuda; istri mantan wali kota Parepare Taufan Pawe, Ernawati; dan mantan bupati Sidrap Dolla Mando, Yusuf DM.

Selanjutnya, putra mantan bupati Enrekang Muslimin Bando, Mitra Fakhruddin; anak mantan bupati Luwu Basmin Mattayang, Arham Basmin, anak mantan wali kota Palopo Judas Amir, Farid Kasim Judas; dan suami bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Muhammad Fauzi.




(asm/hsr)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads