Calon wali kota dan wakil wali kota Makassar nomor urut 4 Amri Arsyid-Rahman Bando (AMAN) ingin pembangunan di Makassar berkelanjutan dengan mengadaptasi revolusi 5.0. AMAN menegaskan tidak boleh ada kelompok rentan yang terabaikan dalam pembangunan di Makassar.
"Kemajuan Kota Makassar dalam hal ini objektif kita bersama, yang paling penting adalah kemajuan yang berkelanjutan bukan yang terputus putus dari satu pemerintah ke pemerintah yang lain," kata Amri dalam debat kedua Pilwalkot Makassar di Hotel Four Point by Sheraton Makassar, Rabu (13/11/2024).
Amri mengatakan pihaknya tidak hanya memikirkan generasi saat ini dalam pembangunan kota. Mereka juga memikirkan generasi yang akan datang sehingga penerapan revolusi 5.0 harus diadaptasi dalam pembangunan kota ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berorientasi kepada kemajuan yang tidak hanya memikirkan generasi sekarang tetapi generasi yang akan datang, maka teknologi inovasi 5.0 yang merupakan masa depan bangsa dan masa depan dunia, suka tidak suka harus diadaptasi harus bisa diakomodir untuk memperlancar proses pembangunan di kota tercinta kita ini," paparnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan yang paling penting adalah memperhatikan inklusivisme dalam pembangunan. Dia tidak ingin ada kelompok rentan yang terabaikan seperti warga miskin, perempuan, hingga disabilitas.
"Tidak boleh ada lagi kelompok rentan yang terabaikan, kelompok rentan yang mana, warga miskin, perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas, ini akan menjadi prioritas kita ke depan," jelasnya.
"Satu lagi, konservasi lingkungan harus diperhatikan dan ruang terbuka hijau juga menjadi prioritas kita untuk menekan emisi atau pencemaran lingkungan yang akan berdampak buruk pada generasi yang akan datang," lanjutnya.
Sementara itu, Rahman Bando mengatakan birokrasi akan menjadi sentra penggerak dalam pembangunan. Dia juga akan melibatkan akademisi, Non Governmental Organization (NGO), warga, hingga buru harian.
"Untuk mensukseskan ini semua, makan kami tempatkan birokrasi sebagai sentra penggeraknya dengan melibatkan seluruh pihak, akademisi, NGO, warga masyarakat bahkan buru harian perlu kita dengarkan," katanya.
(hsr/asm)