Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 1 Muhammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad (Danny-Azhar) mengkritik lemahnya peran komite sekolah dalam dunia pendidikan. Paslon dengan akronim DIA itu menyinggung komite di sejumlah daerah di Sulsel hanya dijadikan sarana untuk mengumpulkan uang.
Hal tersebut disampaikan Paslon Danny-Azhar dalam debat perdana Pilgub Sulsel di Hotel Four Point by Sheraton, Makassar, Senin (28/10/2024) malam. Awalnya, moderator debat Mysister Tarigan mengungkapkan bahwa Permendikbud Nomor 17 Tahun 2016 menegaskan keberadaan komite sekolah sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
Dalam Permendikbud tersebut, kata Mysister Tarigan, Komite Sekolah merupakan lembaga yang mandiri beranggotakan orang tua wali peserta didik, komunitas sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Namun selama ini komite sekolah terabaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertanyaannya, jelaskan langkah terobosan apa pasangan calon akan lakukan dalam pengembangan partisipasi masyarakat, khususnya peran komite sekolah?," ujarnya.
Danny Pomanto kemudian menjelaskan bahwa kondisi sebaliknya justru terjadi di Makassar. Dia menilai Komite Sekolah di Makassar justru berdaya.
"Selama kami di Makassar, komite sekolah sangat-sangat berdaya. Untuk provinsi, saya kira satu kata, tunggu ma', insyaallah kami datang untuk memperbaiki itu semua," ujar Danny.
Danny menekankan pentingnya peran komite sekolah karena mewakili peran serta masyarakat. Tanpa kontrol masyarakat, kata Danny, pendidikan kita tidak akan maksimal.
"Semua itu berhubungan dengan anak-anak didik kita, kontrol ini akan mengawal kurikulum yang ada, mengawal kualitas guru, mengawal semua proses belajar mengajar, selama ini di Makassar sangat baik, tidak pernah ada ribut di Kota Makassar,insyaa
Baca juga: Debat Perdana Pilgub Sulsel Dimulai! |
llah kalau kami ke Provinsi tidak akan ribut juga," katanya.
Azhar Kritik Komite Sekolah Kerap Dijadikan Sarana Kumpul Uang
Azhar Arsyad turut mengungkapkan kondisi kurang ideal dari Komite Sekolah. Dia menyebut Komite Sekolah hanya dijadikan sarana mengumpulkan uang.
"Soal Komite ini sebenarnya di beberapa kabupaten itu menjadi persoalan karena komite sekolah ini dijadikan sarana mengumpul uang sementara kondisi orang tua itu kan berbeda-beda," kata Azhar.
Dia menegaskan dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang kuat untuk mendobrak kebiasaan tersebut. Menurut Azhar, peran Komite Sekolah di Makassar dapat dijadikan sebagai contoh.
"Saya kira bisa mencontoh Makassar bagaimana melatih komite-komite sekolah supaya fungsinya lebih optimal, fungsi mendorong partisipasi masyarakat," katanya.
"Karena terbukti, saya beberapa sekolah saya jadi komite dan alhamdulillah tidak ada masalah. Sementara beberapa kabupaten saya lihat menjadi masalah," katanya.
Cawagub Fatmawati Dorong Kolaborasi
Cawagub Sulsel nomor urut 2 Fatmawati Rusi menanggapi pernyataan Danny-Azhar tersebut. Menurutnya, Komite Sekolah kerap mendapatkan tugas lain sehingga perlunya mendorong peran Dewan Pendidikan.
"Kita harus berkolaborasi kepada Dewan Pendidikan," kata Fatmawati Rusdi.
Menurut Fatmawati, pelibatan Dewan Pendidikan penting karena diisi oleh orang-orang yang pakar soal pendidikan. Dia menekankan Dewan Pendidikan lebih mengetahui permasalahan yang ada.
"Sehingga keterlibatan pakar-pakar dari struktural Komite Sekolah itu, ada dari orang tua, pakar pendidikan dan tokoh masyarakat. Nah mungkin lebih efektifnya melakukan kolaborasi Dewan Pendidikan," ujarnya.
(hmw/hsr)