Calon wali kota Makassar nomor urut 1 Munafri Arifuddin (Appi) mendapat kesempatan bertanya kepada calon wali kota nomor urut 2 Andi Seto Asapa dalam sesi tanya jawab debat perdana Pilwalkot Makassar 2024. Appi bertanya soal posisi nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dalam pembangunan di Makassar.
"Kalau kita melihat salah satu indikator ekonomi dalam melihat naik turunnya investasi yang ada di kota, kita melihat nilai ICOR. Bagaimana Anda menjelaskan posisi nilai ICOR yang ada di Makassar hari ini terhadap pembangunan yang ada di Makassar?" tanya Appi ke Andi Seto, dalam debat Pilwalkot Makassar, Sabtu (26/10/2024).
Seto kemudian mendapat kesempatan menjawab pertanyaan Appi. Seto berbicara soal bagaimana strategi mengendalikan inflasi di Kota Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita berbicara inflasi tentu kita berbicara menurunkan inflasi tersebut. Ada di pemerintah kita tim pengendali inflasi daerah, yang tentu akan kita pergunakan untuk mengendalikan inflasi di Kota Makassar. Standarnya kita melihat rata-rata penyebab inflasi ini di bahan pokok atau sembako. Mulai dari beras, minyak, telur, dan bahan pokok lainnya," ujar Seto.
Seto mengaku akan menerjunkan tim pemantau pasar sehingga bisa segera menekan lonjakan inflasi jika sewaktu-waktu terjadi. Menurutnya, inflasi juga merupakan kejadian yang berulang atau terjadi pada waktu-waktu tertentu.
"Tentu kami akan melakukan tim pemantau pasar, sehingga kalau ada inflasi yang tiba-tiba melonjak, itu kami akan lakukan intervensi secepatnya. Dan seperti kita ketahui bersama inflasi ini tidak terjadi setiap saat. Terjadi hanya saat-saat tertentu di mana kita lagi butuh-butuhnya, sehingga di saat tersebut kita butuh intervensi," ucapnya.
"Itu biasanya inflasi terjadi di saat ada hari-hari besar keagamaan di mana ada idulfitri, iduladha, natal, dan tahun baru. Ini insyaallah akan kami lakukan intervensi apakah ada penimbunan atau ada melakukan permainan harga pokok di pasar-pasar," imbuhnya.
Appi kemudian menanggapi jawaban Seto. Appi sekali lagi menegaskan soal ICOR yang berkaitan dengan investasi pembangunan di Makassar. Dia menilai selama ini pembangunan di Makassar tidak tepat sasaran dengan nilai ICOR yang hampir mencapai 9,7 persen.
"Kalau kita bicara ICOR tentu kita bicara output dari investasi yang kita hasilkan. Hari ini nilai ICOR yang ada di Kota Makassar hampir 9,7 persen. Artinya pembangunan di Makassar ini tidak tepat sasaran. Terlalu banyak menghamburkan APBD. Sehingga dengan komposisi postur APBD kita ini terbuang percuma," papar Appi.
Appi lantas berbicara soal produk domestik bruto (PDB) yang berkaitan dengan ICOR. Menurutnya, inilah yang mesti dijaga agar pola investasi mendapatkan output yang seimbang.
"Kalau kita berbicara ICOR relevansinya tentu ke PDB (produk domestik bruto). Nah inilah yang harus kita jaga bersama supaya ke depan Makassar ini pola investasinya mendapatkan output yang seimbang. Berapa besar uang yang kita pakai untuk membangun, berapa besar nilai yang kita dapatkan untuk kesejahteraan masyarakat," terangnya.
Seto kembali diberi kesempatan untuk menanggapi. Menurutnya, ICOR yang dimaksud Appi ialah mengenai belanja daerah.
"Mengenai ICOR saya pikir ini memang harus diukur. Yang dimaksud Kakak Appi mungkin bagaimana pengeluaran yang dilakukan pemerintah daerah, belanja modalnya, belanja infrastrukturnya, belanja fisiknya, ini betul-betul mendapatkan hasil sehingga bisa mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.
"Tapi saya pikir bukan cuma pembangunan yang bisa kita lihat, saya pikir belanja-belanja mengenai penurunan angka kemiskinan juga perlu kita perhatikan. Seperti kita ketahui bersama banyak penganggaran yang dilakukan tidak mengurangi angka kemiskinan, terlihat dari BPS yang ada, sehingga menyebabkan warga-warga yang ada di Kota Makassar banyak yang masuk ke tingkat kemiskinan," imbuhnya.
(asm/hsr)