Tim pemenangan bakal pasangan calon (paslon) petahana Chaidir Syam-Suhartina Bohari menilai karakteristik kotak kosong di Pilkada Maros 2024 berbeda dengan Pilwalkot Makassar 2018 lalu. Kotak kosong Pilwalkot Makassar saat itu menggagalkan calon, sementara di Pilkada Maros murni tak ada yang mau maju bertarung.
"Karakteristik kotak kosong di Maros dengan (Pilwalkot) Makassar 2018 beda. Kotak kosong Makassar kemarin karena memang orang dihalangi, ada calon yang maju seakan-akan ditutupkan pintu, dihalangi," kata Master Campaign (MC) Chaidir-Tina, Marjan Massere kepada detikSulsel, Minggu (1/9/2024).
Sementara Pilkada Maros, lanjut dia, parpol telah membuka peluang untuk mendaftar di penjaringan calon kepala daerah. Namun, hingga akhir pendaftaran tak ada bakal calon yang mendaftar kecuali Chaidir-Tina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Maros, kita bukakan ruang calon lain berpotensi cuma tidak ada yang mau mendaftar. Jadi sangat jauh beda di Makassar," katanya.
Bahkan, kata dia, Chaidir-Tina sengaja belakangan mendaftar untuk memberi kesempatan ke kandidat lain. Jelang penutupan, jagoannya itu baru berkeliling ke partai-partai mendaftar untuk maju lagi berpasangan di Pilkada Maros.
"Parpol di Maros semua buka ruang, malah satu minggu terakhir baru kita bersilaturahmi dengan beberapa partai," jelasnya.
Pihaknya mengaku tak khawatir dengan kejadian kotak kosong yang menang di Makassar 2018 lalu. Bahkan jika kotak kosong di Pilkada Maros juga akan ditunggangi oleh pihak tertentu.
"Sama sekali kami tidak pernah khawatir terkait dengan itu. Saya kira kalau pun ada yang gerakkan kotak kosong, saya kira itulah demokrasi. Saya kira masyarakat Maros juga cerdas, mana yang layak dipilih dan tidak, tentu kami sedikit pun tidak pernah khawatir. Ada lawan saja kemarin kita bisa menang, apalagi tidak ada lawan," jelasnya.
Marjan juga mengaku Pilkada Maros 2024 kali ini lebih enteng dibanding 2020 lalu. Pada saat itu, Chaidir-Tina melawan 2 pasangan calon.
"Periode periode lalu kita melawan 2 paslon. Tentu mereka punya kelebihan dan kekurangan dan punya massa tersendiri. Kalau periode ini kita lebih leluasa menarik simpati masyarakat karena tidak ada lawan. Beda lah strateginya, kali ini bagaimana sosialisasi ke masyarakat bisa datang memilih dan bisa memilih pak Chaidir-Sutina," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, tim bakal paslon Chaidir Syam-Suhartina Bohari menargetkan kemenangan besar jika melawan kotak kosong pada Pilkada Maros 2024. Mereka yakin bisa menang di angka 95 persen.
"Saya kira tingkat elektoral dari kepuasan masyarakat dari kinerja bupati dan wakil bupati Maros di angka 80%. Jadi hal yang wajar ketika kita menarget kemenangan 90-95% dari kotak kosong," kata Master Campaign (MC) Tim Chaidir-Suhartina Marjan Massere kepada detikSulsel, Minggu (1/9).
Marjan mengaku sudah mempersiapkan pemenangan Chaidir-Suhartina yang diusung koalisi besar. Dia mengungkap sejumlah komunitas dan relawan juga akan aktif kampanyekan Chaidir-Suhartina.
"Tim relawan dan komunitas sudah ada beberapa yang mendaftar untuk dikukuhkan dan saya kira hampir semua kalangan masyarakat juga akan bergerak memenangkan Hati Kita Keren jilid 2 ini," ujarnya.
(asm/hmw)