Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat ada 243 kasus HIV-AIDS yang sedang ditangani. Dinkes mengungkap ada 40% kasus yang disebabkan seks sesama pria.
"Tahun ini ada 70 kasus baru dan secara total ada 243 kasus HIV-AIDS yang kami tangani saat ini," kata Kepala Bidang Kesmas Kesling dan P2P Dinkes Kota Parepare Edi Kusuma kepada detikSulsel, Rabu (4/12/2024).
Edi memaparkan mayoritas Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHA dikarenakan seks sesama jenis. Mirisnya, perilaku itu didominasi seks sesama pria alias LSL yang mencapai 40%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk kasus baru kebanyakan dari jenis kelamin laki-laki. Kena dikarenakan penyimpangan seks. Tahun ini sekitar 40 persen dari kasus baru itu merupakan faktor risiko LSL," paparnya.
Edi menjelaskan dari total 243 orang yang menjalani pengobatan, 52 persen adalah warga Parepare. Sementara sisanya, 48 persen berasal dari luar kota.
"Saat ini, seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Parepare telah mampu memberikan layanan pengobatan, berkembang dari sebelumnya hanya dua fasilitas," ujarnya.
Dia menegaskan Pemkot Parepare melakukan proses penanganan dengan melakukan edukasi kepada ODHA agar tidak melakukan hubungan yang berisiko. Kemudian semua yang positif langsung melakukan pengobatan secara berkala melakukan tes.
"Nah, yang menjadi perhatian saat ini di mana kasus LSL beberapa tahun terakhir mendominasi kasus positif baru," bebernya.
Lebih lanjut Edi menegaskan Parepare menjadi kota dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Terbaik HIV AIDS se-Sulsel. Ini ditandai dengan Pemkot Parepare menerima penghargaan atas capaian tersebut.
"Kami mewakili Pj Wali Kota menerima penghargaan capaian SPM terbaik kabupaten/kota di Sulsel Program HIV AIDS. Untuk saat ini kita tertinggi mencapai 103 persen. Itu menandakan bahwa kita sudah melaksanakan testing melebihi dari target yang ditetapkan. Kita tertinggi se-Sulsel," jelas dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan standar pelayanan minimal (SPM) HIV-AIDS di Parepare dianggap terbaik karena telah memperluas layanan pengobatan dan testing. Saat ini layanan testing dan pengobatan bisa dilakukan di seluruh rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.
"Dulu kita hanya bisa melakukan pengobatan di dua layanan di RSUD Andi Makkasau dan Puskesmas Madising. Sekarang sejak tiga tahun lalu kita sudah pengembangan layanan," beber dia.
Edi juga mengajak seluruh elemen untuk terus dapat bekerja sama dalam penanganan HIV-AIDS. Sehingga dapat menekan penularan kasus HIV-AIDS.
"Ini harus menjadi atensi bagi semua lintas sektor dan lintas program serta semua pegiat baik itu komunitas, LSM penjangkau, LSM Pendamping serta seluruh masyarakat agar bersama-sama untuk memutus mata rantai penularan HIV-AIDS," imbuhnya.
(asm/hsr)