Pantauan detikSulsel di SMPN 13 Parepare, Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Jumat (19/7), proses belajar mengajar berlangsung dengan kondisi yang hening. Ruangan kelas yang umumnya berisi hingga 30-an orang tersebut hanya diisi 7 siswa saja.
Bangunan sekolah juga tampak kurang terawat. Di beberapa ruangnya, plafonnya dalam kondisi yang sudah rusak berat. Butuh untuk dilakukan perbaikan agar tidak membahayakan kondisi siswa.
![]() |
Pagar sekolah juga tidak ada. Sehingga orang bisa masuk dengan leluasa ke dalam sekolah.
Lokasi sekolah ini cukup strategis. Berada di jalan antarprovinsi. Lalu lintas (lalin) di depan sekolah lancar sehingga tidak menjadi kendala untuk diakses oleh siswa.
Kepala SMPN 13 Parepare Nursyamsi mengakui untuk tahun ajaran baru ini hanya ada 7 siswa yang mendaftar. Jumlah siswa, kata dia, memang setiap tahunnya tidak pernah banyak.
"Tahun ini ada 7 siswa. Sudah meningkat 1 siswa sebab tahun lalu hanya 6 siswa," kata Nursyamsi kepada detikSulsel, Jumat (19/7/2024).
Dia menuturkan, pada 2022 lalu pihaknya pernah menerima siswa baru dengan jumlah 16 orang. Jumlah tersebut merupakan rekor terbanyak sejak sekolah ini didirakan.
"Semenjak sekolah barusan tahun 2022 sampai 16. Biasanya hanya 10 siswa," paparnya.
Dia menguraikan jumlah siswa yang sedikit ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk fasilitas bangunan sekolah yang memprihatinkan. Sejumlah bangunan rusak dan membuat orang tua berpikir untuk menyekolahkan anak mereka.
"Salah satu faktor kurang berminat menyekolahkan anak mereka karena kondisi ruangan sekolah yang memprihatinkan. Bangunan kami ada yang mulai rusak dan sudah 2 tahun kami usulkan perbaikan," tegasnya.
Selain karena kondisi bangunan sekolah, dia mengungkap alasan lainnya karena jumlah lulusan siswa SD dari sekitar sekolah memang tidak pernah banyak. Menurutnya, tidak sedikit siswa lulusan SD melanjutkan pendidikan di pesantren
"Siswa dari SD sekitar yakni SD 32 dan 58 agak kurang. Itu kalau tahun lalu ada yang memilih masuk pesantren, kalau tahun ini ada yang ke SMPN 3 dan SMPN 5," jelasnya.
Selain itu, kata dia, berdasarkan penelusuran pihak sekolah, para siswa memilih untuk mendaftar di SMP lain sebab mereka ingin mencari teman baru. Jika mereka sekolah di SMPN 13, mereka hanya akan bertemu dengan sesama teman SD mereka.
"Kami kan satu kompleks 58. Anak SD hanya 15 orang dan mereka ditanya tidak mau lanjut ke SMPN 13 karena mau cari teman baru," katanya.
(asm/sar)