KPU Parepare Sosialisasi ke Santri Cara Kenali Calon Pemimpin di Pilwalkot

KPU Parepare Sosialisasi ke Santri Cara Kenali Calon Pemimpin di Pilwalkot

Muhclis Abduh - detikSulsel
Sabtu, 30 Mar 2024 15:30 WIB
Sosialisasi pendidikan pemilih santri di Kantor KPU Parepare.
Foto: Sosialisasi pendidikan pemilih santri di Kantor KPU Parepare. (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare - KPU Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) membidik peningkatan partisipasi pemilih dari kalangan santri. KPU menilai santri jarang tersentuh media sosial sehingga perlu lebih masif untuk membuatnya melek akan calon pemimpinnya.

"Kami ada kegiatan buka puasa bersama santri. Ini menjadi kesempatan bagi kami melakukan sosialisasi pendidikan pemilih bagi santri," kata Kordiv Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Parepare Ahmad Perdana Putra kepada detikSulsel, Jumat (29/3/2024).

Sosialisasi tersebut berlangsung di Kantor KPU Parepare, Jumat (29/3). Ahmad memaparkan santri dipilih sebagai objek pendidikan karena menjadi kelompok pemilih pemula yang jarang tersentuh media sosial, sehingga informasi terkait pemilu jarang didapatkan.

"Karena masalahnya ternyata setelah saya gali, anak pesantren tidak tersentuh media sosial, handphone maupun TV. Jadi informasi terkait pemilu dan calon tidak tersampaikan ke mereka," terangnya.

Dia menegaskan jumlah DPT generasi Z atau rentang usia muda 17-24 tahun di Kota Parepare sebanyak 23.984 orang. Data ini termasuk para santri-santri yang menempuh pendidikan di pesantren.

"Angka DPT generasi Z ini cukup tinggi, makanya kita juga perlu intens agar partisipasi dari sektor generasi Z bisa terus meningkat," jelasnya.

Secara umum, tingkat partisipasi pemilih untuk Pemilu 2024 mengalami peningkatan dibandingkan pada Pemilu 2019 lalu. Ahmad mengatakan kenaikannya mencapai 10 persen.

"Partisipasi pemilih sekitar 85,6 persen dari DPT yang ada. Jadi meningkat 10 persen karena di Pemilu 2019 lalu itu 75 persen (partisipasi pemilih)," imbuhnya.

Ia optimis partisipasi pemilih di Pilwalkot Parepare nanti bisa berada di atas partisipasi saat Pemilu lalu. Dasarnya karena Pilwalkot akan memilih langsung pemimpin daerah yang mengambil keputusannya bersentuhan langsung dengan warga.

"Di Pilkada mestinya naik dibandingkan pemilu ini apalagi ini memilih pemimpin daerah. Karena langsung bersentuhan dengan kepentingan. target kami di atas 85 persen," tegasnya.


(asm/ata)

Hide Ads