Wanita yang mayatnya ditemukan tinggal kerangka dan mulut kondisi terikat di Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), teridentifikasi bernama Feni Ere (28). Identitas korban terungkap berdasarkan keyakinan orang tuanya meski hasil tes pemeriksaan DNA belum keluar.
"Hasilnya itu belum keluar untuk tes DNA-nya, cuma ada kecocokan lain antara korban dan kerangka. Ditambah keyakinan orang tua (Feni Ere) yang meyakini itu adalah anaknya," kata Kasat Reskrim Polres Palopo AKP Sayed Ahmad Aidid kepada wartawan, Kamis (20/2/2025).
Feni Ere merupakan warga Jalan Pongsimpin, Kelurahan Boting, Kecamatan Wara, Palopo. Identitas korban terungkap berdasarkan ciri-ciri bentuk gigi dan busana pada kerangka korban yang diidentifikasi keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kesamaan atau ada ciri-ciri yang diyakini dari pihak keluarga yakni susunan gigi, pakaian dan busana lainnya," ujarnya.
"Jadi keyakinannya itu sudah 99 persen. Termasuk dari pengamatan gigi dan tanda-tanda lainnya memiliki kecocokan," sambung Sayed.
Namun polisi belum bisa memastikan penyebab kematian Feni Fere. Sayed berdalih kasus ini masih dalam penyelidikan.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan," imbuhnya.
Sementara itu ayah Feni Ere, Parman meyakini mayat tinggal kerangka adalah anaknya. Dia mengaku mengenali celana dan rambut anaknya saat mayatnya ditemukan.
"Adeknya itu kenali celananya, karena dia beli 2 dengan merek yang sama. Kemudian giginya itu sama persis," ungkap Parman.
Namun Parman mengaku masih menunggu hasil penyelidikan polisi. Dia berharap penyebab kematian anaknya terungkap.
"Kalau keyakinan saya sudah yakin 95 persen. Sisanya itu hanya menunggu hasil dari kepolisian," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, mayat wanita sisa kerangka itu ditemukan di KM 35 Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Battang Barat, Palopo pada Jumat (7/2) sekitar pukul 14.00 Wita. Mayat korban ditemukan dalam kondisi mulut terikat kain.
"Diduga kuat bahwa mayat yang ditemukan berjenis kelamin perempuan dan pada tengkorak kepala terdapat kain yang diduga merupakan kain celana yang melilit dan terikat pada posisi mulut," kata Kasi Humas Polres Palopo AKP Supriadi dalam keterangannya, Senin (10/2).
Polisi lalu melakukan autopsi dan tes DNA mayat korban di Rumah Sakit Sawerigading Palopo pada Jumat (14/2) sekitar pukul 09.00 Wita. Dari hasil pemeriksaan sementara, korban diduga mengalami dugaan kekerasan.
Denny mengatakan pihaknya menduga korban tewas usai mengalami kekerasan. Meski begitu, dugaan tersebut masih akan didalami lewat autopsi.
"Kalau ditanya adakah tanda-tanda kekerasan yang kami duga itu tanda kekerasan. Dan akan kami buktikan lewat penelitian di Makassar," kata Ahli Forensik Polda Sulsel Denny Matius.
(sar/sar)