Direktur Intelkam Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Hajat Mabrur Bujangga melakukan dialog dengan warga saat unjuk rasa peringatan Hari Anti Korupsi dan Hak Asasi Manusia di Makassar. Dia menyebut upaya ini dilakukan demi menjaga ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Hal itu dilakukan Hajat dengan menemui massa unjuk rasa di Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Rabu (10/12/2025) malam. Massa diketahui sempat melakukan blokade jalan di lokasi.
"Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya preventif Polri dalam menciptakan ruang komunikasi yang terbuka, konstruktif, dan bertanggung jawab antara masyarakat dan aparat keamanan," kata Kombes Hajat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui dialog yang intensif, berbagai aspirasi publik dapat diserap dan dikelola secara proporsional sehingga potensi gangguan kamtibmas dapat diantisipasi sejak dini," sambungnya.
Dia mengatakan Polri yang responsif dan solutif tersebut turut berkontribusi terhadap terpeliharanya situasi keamanan yang aman dan kondusif selama rangkaian kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi dan HAM. Dia pun mengakui akan terus mengedepankan pendekatan tersebut saat menghadapi massa unjuk rasa.
"Polda Sulsel menegaskan komitmennya untuk terus mengedepankan pendekatan persuasif serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia dalam setiap pelaksanaan tugas kepolisian," katanya.
Foto: Direktur Intelkam Polda Sulsel Kombes Hajat Mabrur Bujangga saat menemui warga di lokasi unjuk rasa peringatan Hari Anti Korupsi dan HAM di Makassar. Dokumen Istimewa |
Sebagai informasi, sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) sempat menggelar aksi demonstrasi dengan menutup ruas Jalan AP Pettarani, Makassar pada Rabu (10/12) malam. Pihak kampus menyebut sempat ada ketegangan antara mahasiswa dan warga.
"Iya (ricuh) tapi alhamdulillah aman. Ya antara pendemo dengan masyarakat pengguna jalan," ujar Wakil Rektor III UNM Arifin Manggau kepada detikSulsel, Rabu (10/12) malam.
Arifin sendiri mengaku tidak mengtahui persis kelompok massa demo tersebut. Namun dia mendapat laporan bahwa aksi itu dikomandoi oleh mahasiswa Jurusan Sosiologi.
"Ini yang saya tidak tahu persis (massa) tapi menurut info, atas nama Syawal Jenlap-nya jurusan Sosiologi murni," bebernya.
Arifin menuturkan massa mahasiswa awalnya sekitar 10 orang. Belakangan, massa bertambah banyak dengan mengenakan pakaian serba hitam dan memakai masker.
"Demo sekaitan HAM katanya, terus tutup jalan dan tidak menggunakan jas almamater. Pakaian hitam-hitam katanya pakai masker. Awalnya hanya sekitar 10 an tapi tidak tahu dari mana tiba-tiba banyak dengan kostum hitam-hitam semua," jelasnya.
Beruntung, bentrok tersebut tidak berlangsung lama setelah polisi tiba di lokasi.
"Ada polisi banyak, hanya untuk yang diamankan, kayaknya tidak ada karena tidak ada laporan dari anggotaku yang mengawal kejadian ini," katanya.
(hmw/hmw)












































