Warga Trauma Marak Tawuran Berujung Pembakaran Rumah di Tallo Makassar

Warga Trauma Marak Tawuran Berujung Pembakaran Rumah di Tallo Makassar

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Kamis, 20 Nov 2025 20:15 WIB
Ati (45) warga Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Makassar.
Foto: Ati (45) warga Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Makassar. (Foto: Nur Hidayat Said/detikSulsel)
Makassar -

Warga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku trauma pasca-tawuran menewaskan 1 orang yang berujung pembakaran 13 rumah. Ketakutan menghantui warga lantaran adanya isu aksi pembakaran susulan yang beredar di lingkungan mereka.

"Saya orang biasa, tapi saya kasihan teman-teman saya, masyarakat yang ada di RW 5 itu sudah trauma sekali. Tidak ada yang masuk di rumahnya karena adanya lagi yang mau membakar," ujar Ati (45) warga RT 2, RW 5, Kelurahan Lembo, usai pertemuan kamtibmas bersama Forkopimda Makassar di Aula SMK 5 Makassar, Jalan Sunu, Kamis (20/11/2025).

Ati mengungkapkan kekhawatirannya karena ancaman itu dinilai bukan isapan jempol belaka. Warga sempat mendapati adanya bukti benda berbahaya berupa bom molotov yang masih ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih. Kenapa bilang masih? Karena itu buktinya ada yang membawa bom molotov yang didapat 1 orang itu," ungkapnya.

Selain rasa takut, warga juga menaruh curiga terkait sumber dana pelaku tawuran yang mampu memiliki senapan. Ati membandingkan pendapatan buruh harian yang minim dengan harga senapan yang dinilai tidak masuk akal jika dibeli sendiri.

ADVERTISEMENT

"Coba kita bayangkan, kalau buruh harian gajinya berapa? Tukang (bangunan) Rp 150 ribu satu hari, kerja 30 hari (berarti) Rp 4,5 juta. (Itu) kalau kerja 30 hari, tapi kalau kerjanya cuma 1 minggu dalam 1 bulan, 2 minggu dalam 1 bulan, bisa tidak membeli itu senjata (yang dilakukan pelaku tawuran)?" ucapnya.

"Kira-kira kalau tidak ada yang mem-backing itu di belakangnya?" lanjutnya.

Warga pun mendesak aparat kepolisian bertindak tegas tanpa pandang bulu dalam menangani kasus ini. Penegakan hukum diharapkan berjalan transparan tanpa adanya intervensi yang bisa membebaskan pelaku.

"Harapan saya, jangan ada yang tebang pilih, kalau salah, salah. Jangan ada uang, keluar," tegasnya.

Pertemuan kamtibmas yang melibatkan jajaran forkopimda pun ditanggapi dingin jika tidak dibarengi aksi nyata berkelanjutan. Menurutnya, pertemuan formal hanya akan sia-sia dan membuang anggaran jika situasi di lapangan tidak berubah signifikan.

"Kalau saya, ini (pertemuan) sudah dua kali (dilaksanakan). Tidak ada artinya kalau tidak ditindak lanjut. Kalau kita begitu (pertemuan), buang-buang, anggaran yang habis," ketusnya.

Diketahui, tawuran awalnya terjadi di Tallo pada Minggu (16/11) malam. Saat perang kelompok itu, warga bernama Nur Syam alias Sutte dilaporkan terkena tembakan dari senapan angin. Korban sempat dirawat di rumah sakit namun dinyatakan meninggal pada Selasa (18/11).

"Iya (korban kena tembakan senapan angin di kepala), untuk sementara begitu perkiraannya, tapi masih dalam lidik belum kita ambil kesimpulan, apakah betul meninggal karena itu," kata Kapolsek Tallo AKP Syamsuardi, Selasa (18/11).

Belakangan, tawuran kembali pecah di Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, Selasa (18/11) siang. Perang kelompok yang diwarnai saling serang menggunakan batu, busur panah hingga petasan itu berujung pada terbakarnya rumah warga.

Polisi akhirnya menangkap 2 orang pelaku yang terlibat dalam tawuran yang mengakibatkan 1 orang tewas dan rumah terbakar. Selain itu, polisi saat ini tengah memburu 10 orang pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

"10 DPO ini adalah pelaku tawuran, baik itu menggunakan busur maupun yang melakukan pembakaran (rumah). Jadi, data-datanya sudah ada, tinggal kita mencari," ujar Plh Kapolrestabes Makassar Kombes Muhammad Ridwan kepada wartawan, Kamis (20/11).

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Tawuran Berujung Pembakaran di Makassar, 6 Rumah Hangus"
[Gambas:Video 20detik]
(ata/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads