Kian Panas Tawuran Berujung Maut di Tallo Makassar

Kian Panas Tawuran Berujung Maut di Tallo Makassar

Tim detiksulsel - detikSulsel
Rabu, 19 Nov 2025 06:30 WIB
Kebakaran rumah terjadi lagi di lokasi tawuran di Tallo, Makassar.
Foto: Kebakaran rumah terjadi lagi di lokasi tawuran di Tallo, Makassar. (dok. istimewa)
Makassar -

Tawuran antarwarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), seakan tak ada ujungnya. Terbaru, tawuran tersebut menyebabkan seorang pria bernama Nur Syam alias Sutte (40) tewas diduga terkena tembakan senapan angin di bagian kepala.

Tawuran warga tepatnya terjadi di Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, Selasa (18/11). Korban Sutte yang terkena tembakan sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

"Sempat dirawat di rumah sakit," kata Kapolsek Tallo AKP Syamsuardi kepada detiksulsel, Selasa (18/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kabid Operasi Damkarmat Makassar Cakrawala mengatakan tawuran ini menyebabkan sedikitnya tujuh rumah warga dibakar. Menurut dia, pihaknya sempat turun tangan untuk memadamkan api, namun lokasi kebakaran cukup sulit diakses karena padatnya arus lalu lintas.

"Untuk informasi sementara, rumah itu ada 7 petak di situ. Belum bisa kita pastikan untuk detail selanjutnya," ujar Cakrawala kepada wartawan, Selasa (18/11).

ADVERTISEMENT

"Kalau untuk terhalang, iya betul, karena memang lalu lintas pada saat itu juga padat sekali untuk menuju lokasi karena akibat kejadian tawuran," kata Cakrawala.

Cakrawala menduga kebakaran disengaja. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya jeriken berisi bahan bakar di sekitar lokasi kejadian.

"Kemungkinan besar ini dilakukan dengan sengaja. Karena di lokasi juga ada temuan terkait dengan jerigen yang berisikan bahan bakar, dan memang pada saat tawuran berlangsung banyak ledakan petasan juga," tambahnya.

Sementara dalam video beredar, tampak sejumlah warga saling serang dengan panah busur dan batu. Beberapa di antaranya terlihat membawa parang.

Pelaku tawuran juga terlihat mengenakan helm dan penutup muka. Mereka merusak 2 motor yang ada di pinggir jalan.

Sementara di video lainnya, sejumlah rumah terbakar di sekitar lokasi tawuran. Sementara polisi terlihat sudah berjaga di sekitar kuburan.

Polisi Ungkap Tawuran Dipicu Dendam 36 Tahun Silam

Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana sebelumnya mengungkapkan bahwa tawuran di Tallo kerap pecah akibat dendam lama. Menurutnya, tawuran itu diduga dipicu konflik lama sejak 1989 atau 36 tahun silam.

"Tahun 89 (1989) itu masalahnya di sana itu (Tallo)," ujar Kombes Arya Perdana kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Senin (22/9). Arya saat itu ditanya soal pemicu bentrok yang kerap terjadi di Kecamatan Tallo.

Menurut Arya, sejak saat itu ada ketersinggungan antarkelompok yang masih berlarut hingga kini di wilayah tersebut. Dia mengaku masih melakukan pendalaman untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

"Di situ ada permasalahan yang berlangsung lama sekali, ada ketersinggungan satu sama lain, kelompoknya itu. Sehingga itu masalah yang lagi kita koordinasikan supaya diselesaikan," ujarnya.

Di sisi lain, Arya mengungkap ada sejumlah kendala yang dialami pihaknya dalam menangani bentrokan warga di Tallo. Dia menyebutkan masih banyak masyarakat yang justru menonton hingga terkesan memberi dukungan kepada pelaku tawuran.

"Kalau masyarakat masih menonton yah masih mendukung terhadap mereka (pelaku) tawuran. Dengan menonton yah memberikan support, yah nggak selasai-selesai," ungkapnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Rentetan Tawuran Warga di Tallo Pecah Sepanjang 2025

Tawuran warga di Tallo sendiri pecah sepanjang 2025. Berdasarkan catatan detiksulsel, tawuran tahun ini pecah pada akhir September 2025 lalu. Wali Kota Makassar Munafri 'Appi' Arifuddin lalu menginisiasi pertemuan dengan sejumlah pemuda di aula SMKN 5 Makassar pada Senin (29/9/2025).

Pertemuan itu ditandai dengan deklarasi damai yang melibatkan warga dari wilayah Layang, Lembo, Sapiria hingga warga Jalan Tinumbu Lorong 148. Kesepakatan damai turut disaksikan Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana hingga Dandim 1408/Makassar Letkol Inf Franki Susanto.

"Saya sangat berharap Kota Makassar ini kembali menjadi Makassar yang damai dan aman. Ini tidak akan bisa kita wujudkan tanpa bantuan dari kita semua," harap Appi saat deklarasi damai.

Appi saat itu turut menginisiasi perlunya pos penjagaan di titik rawan untuk mencegah terulangnya tawuran. Pos penjagaan itu melibatkan unsur TNI, Polri hingga Satpol PP Makassar.

"Kita masih jaga terus untuk menempatkan dan membuka pos-pos untuk kita bisa bersama-sama di situ yang di dalamnya terdiri dari teman-teman TNI, Polri, Satpol PP dan warga," ucap Appi.

Setelah hampir sebulan sejak deklarasi damai, tawuran antarkelompok warga di Kecamatan Tallo kembali pecah yang dimulai akhir Oktober 2025. Bentrokan diwarnai saling serang menggunakan petasan hingga busur panah.

Tawuran di berbagai titik tersebut mengakibatkan warga tidak bersalah turut menjadi korban serangan senjata tajam. Ironisnya, beberapa tawuran pecah setelah adanya deklarasi damai:

Tawuran Pecah Saat Minim Pengawasan

Tawuran terjadi di perbatasan Kecamatan Tallo dan Kecamatan Bontoala pada Minggu (26/10) siang. Perang kelompok melibatkan massa dari kubu Jalan Sibula Dalam, Jalan Layang dan Jalan Lembo.

"Tawurannya saling lempar menggunakan batu, busur juga. Tidak ada korban," ujar Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi kepada detikSulsel, Minggu (26/10).

Tawuran pecah usai diduga ada aksi provokasi dari Jalan Sibula Dalam, Bontoala ke arah Jalan Lembo, Tallo. Perang kelompok terjadi ketika salah satu kubu memulai pelemparan.

"Selalu itu memancing-mancing, baku lempar ke sebelah sebelum-sebelumnya. Makanya kalau tidak ada anggota (polisi), baku lempar-lempar lagi," paparnya.

Perang kelompok mendadak pecah ketika personel meninggalkan pos penjagaan untuk salat zuhur. Bentrokan berakhir begitu personel kembali melakukan penyisiran di lokasi.

"Pas anggota pergi salat tadi, langsung kejadian lagi. Begitu selalu, kalau ditinggal anggota kejadian lagi. Jadi harus dijagai, 24 jam anggotaku di sana," beber Syamsuardi.

TPU Beroanging Jadi Lokasi Tawuran

Tawuran antarkelompok warga kembali pecah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beroanging, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, Kamis (30/10) siang. Warga yang bertikai saling serang menggunakan parang hingga busur panah.

"Iya, begitu mi itu di sana, (tawuran) pakai parang, pakai anu (busur), begitu mi itu," beber Kompol Syamsuardi saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (31/10).

Menurut Syamsuardi, bentrokan melibatkan 2 kelompok pemuda yang berasal dari wilayah berbeda. Kedua kelompok itu disebut berasal dari Borong Taipa (Borta) dan Sapiria.

"Tidak ada sebab, tidak ada apa. Iya, tidak ada penyebabnya itu (tawuran). Jadi, awalnya bunyi petasan," tuturnya.

Anggota Satpol PP Makassar Kena Busur

Anggota Satpol PP Makassar bernama Yusuf terkena busur panah imbas tawuran. Yusuf terluka saat membantu personel Brimob melerai bentrokan di area TPU Beroanging, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, Minggu (2/11).

"Kebetulan anggota Brimob sama Satpol PP kan pas melerai otomatis di tengah. Kena (busur panah) pahanya," kata Kabid Operasional Satpol PP Makassar Ridwan kepada detikSulsel, Senin (3/11).

Selain busur panah, Yusuf juga tersambar petasan yang mengenai helm saat pengamanan berlangsung. Namun, insiden itu tidak menimbulkan luka serius.

"Kalau itu yang sambar petasan. Petasan yang sambar helmnya," ungkapnya.

Tawuran di TPU Beroanging Pecah Lagi

TPU Beroanging di Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, kembali menjadi lokasi tawuran yang terjadi pada Rabu (5/11) sekitar pukul 15.30 Wita. Mereka yang terlibat bentrok berhadapan dan saling serang dari jarak dekat bak adegan film.

Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi mengungkapkan bentrokan itu sulit dihindari meski polisi sudah berulang kali memberikan imbauan. Dia menggambarkan situasi di lapangan sangat tegang karena dua kelompok berhadap-hadapan.

"Coba bayangkan kita masuk di tengah-tengah situ. Apa kira-kira terjadi? Sementara tidak ada kita punya apa-apa. Kami sudah imbau, kami sudah angkat tangan. Kalau tidak mau dilarang ya mau diapa," kata Syamsuardi kepada wartawan, Rabu (5/11).

Syamsuardi menegaskan personel kepolisian tetap disiagakan di lokasi untuk mengamankan situasi. Dia menyebut petugas berjaga bergantian agar pengawasan tak terhenti.

"Masih, masih ada (personel disiagakan). Saya suruh tinggal satu kelompok. Gantian salat. Jadi, nanti kami selesai salat, baru dia (personel yang jaga) salat lagi," ucapnya.

Tangan Bocah Perempuan Kena Panah

Tawuran di Kecamatan Tallo kembali mengakibatkan korban luka. Bocah perempuan luka terkena busur panah di tangan saat bentrokan warga pecah di Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Rabu (5/11) sekitar pukul 19.00 Wita.

"Iya, betul, ada kena busur. Tadi malam, sekitar sebelum salat Isya," ujar Syamsuardi kepada detiksulsel, Kamis (6/11).

Perang kelompok melibatkan warga dari 2 wilayah yang berbatasan, yakni Kelurahan Lembo di Kecamatan Tallo dan Kelurahan Layang di Kecamatan Bontoala. Kedua kelompok saling serang menggunakan busur panah.

"(Warga) dari (Kecamatan) Bontoala. Dari sebelah dalam itu baku panah-panah, busur. Lembo (Tallo) dengan Layang-nya Bontoala," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tawuran Berujung Pembakaran di Makassar, 6 Rumah Hangus"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads