Benarkah Tawuran Antarwarga di Makassar Hanya Modus Bisnis Narkoba?

Benarkah Tawuran Antarwarga di Makassar Hanya Modus Bisnis Narkoba?

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 17 Sep 2025 07:30 WIB
Bentrokan warga di Jalan Tinumbu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Bentrokan warga di Jalan Tinumbu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Foto: (dok. Istimewa)
Makassar -

Tawuran antarwarga di Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menimbulkan berbagai pertanyaan polisi. Bentrokan yang kerap terjadi ini diduga terkait dengan bisnis narkoba.

Terbaru, tawuran terjadi di Jalan Tinumbu, Kecamatan Tallo, Senin (15/9) sekitar pukul 15.00 Wita. Perang kelompok itu berlangsung selama 30 menit hingga akhirnya dibubarkan aparat kepolisian.

"Kami duluan di sana, sudah di sana minta bubar, tapi tidak mau mendengar, jadi saya hubungi Samapta Polrestabes, baru mereka lari semua," ujar Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi kepada detikSulsel, Selasa (16/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syamsuardi pun curiga perang ini sengaja diciptakan oleh kelompok tertentu. Pihaknya menduga bentrokan ini ada kaitannya dengan bandar narkoba agar bisnisnya lancar.

"Iya, ada yang ciptakan supaya bisnisnya lancar. Iya itu (bisnis narkoba) kemungkinannya seperti itu. Buktinya, siapa yang ongkosi mereka? Ada saya tangkap satu orang berinisial P, ini untuk makan saja susah. Nah, ini pakai pengacara, dari mana ini sewa pengacara, bagaimana caranya," jelasnya.

Kendati demikian, Syamsuardi mengaku dugaan ini masih diselidiki lebih lanjut. Namun dia menegaskan dugaan keterlibatan bandar sabu ini sudah menjadi rahasia umum di kawasan tersebut.

"Iya, diduga (bandar sabu terlibat) seperti itu, saya tidak menuduh tapi banyak yang prediksi begitu. Anak-anak di sana juga ngomong begitu, ada yang perintah mereka," imbuh Syamsuardi.

Kecurigaan itu juga datang karena pelaku bentrok kerap menggunakan petasan yang harganya cukup mahal saat berperang. Di satu sisi, kondisi ekonomi warga di tempat kejadian perkara dinilai sulit.

"Yang jadi pertanyaan saya, anak-anak di sana rokok satu bungkus, bahkan satu batang susah dia beli. Kenapa bisa dia punya petasan biasa sampai 20, kira-kira satu petasan Rp 100 ribu berarti kan Rp 2 juta. Itu jadi pertanyaan saya, seolah-olah dikondisikan," jelasnya.

"Sebenarnya bingung kalau ditanya penyebab. Tidak ada penyebabnya di sana itu. Tiba-tiba, ada kodenya itu. Kalau ada petasan bunyi, ah sudah, terjadi lagi itu," katanya.

Polisi Dihalangi Emak-emak

Syamsuardi juga mengaku kesulitan menyelidiki bentrokan dua kelompok warga ini. Dia mengaku kerap dihalangi emak-emak ketika hendak mengamankan pelaku yang diduga terlibat dalam perang kelompok.

"Kami mau menangkap bukannya masyarakat gembira, ibu-ibu apa semua melawan. Jadi kami berharap semoga nanti masyarakat mendukung upaya kami, jangan dihalang-halangi," ujar Syamsuardi.

Syamsuardi berharap agar warga setempat mendukung upaya penangkapan terhadap pelaku bentrokan. Dia juga meminta warga aktif melerai dan tidak menjadikan bentrokan sebagai tontonan.

"Itu juga kalau terjadi perang jangan masyarakat menonton, selama ini seperti ada pertunjukan, pertandingan bola, turun mereka nonton. Kalau ada petasan seperti ada pemain yang kasih gol mereka teriak, tidak semua tapi banyak," jelasnya.

Syamsuardi mengaku telah melakukan segala upaya untuk mencegah perang terjadi. Bahkan telah mengumpulkan kelompok pemuda dari Tinumbu dan Layang yang kerap bertikai.

"Saya kurang tahu bagaimana, apa motifnya ini. Tapi pasti ada yang ongkosi ini karena saya sudah kumpulkan mereka, ada Pak Camat, Danramil, anggotaku standby selalu biar jam berapa, kalau upaya kami luar biasa," katanya.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "Video: Perampokan Bermodus Tawuran di Palembang, 6 Remaja Diamankan "
[Gambas:Video 20detik]
(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads