Polisi Sulit Selidiki Bentrok di Tallo Makassar karena Dihalangi Emak-emak

Polisi Sulit Selidiki Bentrok di Tallo Makassar karena Dihalangi Emak-emak

Sahrul Alim - detikSulsel
Selasa, 16 Sep 2025 15:00 WIB
Bentrokan warga di Jalan Tinumbu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Foto: Bentrokan warga di Jalan Tinumbu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. (dok. Istimewa)
Makassar -

Polisi kesulitan menyelidiki bentrokan dua kelompok warga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi mengaku kerap dihalangi emak-emak ketika hendak mengamankan pelaku yang diduga terlibat dalam perang kelompok.

"Kami mau menangkap bukannya masyarakat gembira, ibu-ibu apa semua melawan. Jadi kami berharap semoga nanti masyarakat mendukung upaya kami, jangan dihalang-halangi," ujar Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi kepada detikSulsel, Selasa (16/9/2025).

Syamsuardi berharap agar warga setempat mendukung upaya penangkapan terhadap pelaku bentrokan. Dia juga meminta warga aktif melerai dan tidak menjadikan bentrokan sebagai tontonan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu juga kalau terjadi perang jangan masyarakat menonton, selama ini seperti ada pertunjukan, pertandingan bola, turun mereka nonton. Kalau ada petasan seperti ada pemain yang kasih gol mereka teriak, tidak semua tapi banyak," jelasnya.

Dia melanjutkan, perang kelompok ini mesti diusut tuntas motif dan pemicunya. Apalagi penyidik menduga ada keterkaitan bandar narkoba yang diduga memodali bentrokan warga tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak menuduh tapi banyak yang prediksi begitu (dimodali bandar narkoba). Anak-anak di sana juga ngomong begitu, ada yang perintah mereka," ujarnya.

Hal ini diperkuat dengan bunyi petasan yang kerap mewarnai bentrokan tersebut. Sementara harga petasan terbilang mahal untuk kondisi ekonomi warga yang dinilai masih sulit di wilayah itu.

"Dari mana lagi kira-kira mereka dapat beli petasan mahal begitu, bisa sampai Rp 150 ribu satu batang bisa sampai 20 batang," sambung Syamsuardi.

Syamsuardi mengaku telah melakukan segala upaya untuk mencegah perang terjadi. Bahkan telah mengumpulkan kelompok pemuda dari Tinumbu dan Layang kerap bertikai.

"Saya kurang tahu bagaimana, apa motifnya ini. Tapi pasti ada yang ongkosi ini karena saya sudah kumpulkan mereka, ada Pak Camat, Danramil, anggotaku standby selalu biar jam berapa, kalau upaya kami luar biasa," katanya.

Sebelumnya diberitakan, perang kelompok antar warga kembali pecah di Jalan Tinumbu, Senin (15/9/2025) sekitar pukul 15.00 Wita. Bentrokan yang terjadi sekitar 30 menit itu berhasil dibubarkan aparat kepolisian.

"Kami duluan di sana, sudah di sana minta bubar tapi tidak mau mendengar jadi saya hubungi Samapta Polrestabes baru mereka lari semua," ujarnya Syamsuardi.




(sar/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads