Polisi mengungkap massa demo ricuh ternyata menghambat upaya pemadaman kebakaran gedung DPRD Makassar dan DPRD Sulsel. Akses menuju lokasi kejadian diduga sengaja dihalangi massa.
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana mengungkapkan, pihaknya sempat meminta bantuan TNI mengamankan situasi sekaligus membuka akses untuk pemadam kebakaran (damkar) menuju lokasi kejadian. Namun rencana itu terhambat karena massa terkonsentrasi di dua lokasi itu.
"Namun demikian memang TNI yang menuju ke sana pada saat itu juga sudah terhalang oleh massa. Jadi tidak ada yang bisa membantu untuk membuka jalan termasuk damkar pada waktu itu. Itu tidak bisa jalan karena memang dihalangi," ujar Arya dalam konferensi pers di Mapolda Sulsel, Kamis (4/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arya mengatakan massa dengan sengaja menghalangi petugas agar tidak bisa menembus lokasi kebakaran. Kondisi itu membuat proses pemadaman api menjadi terhambat.
"Ini memang sengaja dihalangi oleh massa supaya tidak bisa sampai ke sana (lokasi kebakaran gedung DPRD Makassar dan Sulsel)," katanya.
Di sisi lain, Arya juga menanggapi isu bahwa polisi tidak berada di lokasi saat demo ricuh tersebut. Dia menegaskan ratusan personel sebenarnya sudah disiagakan di dua titik gedung DPRD.
"Di DPRD Provinsi sendiri ada sekitar 200 lebih pasukan dan di DPRD Kota ini ada juga 130 pasukan lebih. Namun demikian karena massa yang semakin banyak dan memang target mereka pada saat itu adalah polisi," ungkapnya.
"Mereka mencari polisi-polisi berseragam sehingga polisi-polisi berseragam tidak berada di tempat dan menjauh dari tempat tersebut. Karena memang targetnya polisi, bukan lagi unjuk rasa biasa," sambungnya.
Arya menambahkan jumlah massa yang terlibat dalam aksi ricuh itu cukup besar. Pihaknya memperkirakan ada sekitar 2.000 orang di depan gedung DPRD Provinsi dan 3.000 orang di depan gedung DPRD Kota Makassar.
"Massa jumlahnya cukup besar, sekitar kurang lebih 2.000 sampai 3.000 orang di satu titik. Jadi di DPRD Provinsi ada sekitar 2.000, di DPRD Kota juga sekitar 3.000," bebernya.
Hal itulah yang membuat keberadaan aparat di lokasi ricuh seolah tidak tampak. Arya menyebut pasukan polisi sengaja menjauh karena menjadi target utama massa.
"Nah inilah yang menyebabkan mungkin rekan-rekan melihat tidak terlihat pasukan kami di sana karena memang sudah menjadi target," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, tersangka kerusuhan saat aksi demonstrasi berujung perusakan dan pembakaran gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar kini menjadi 29 orang. Para tersangka berasal dari latar belakang yang berbeda mulai dari mahasiswa, pelajar hingga buruh harian.
"Polda Sulawesi Selatan telah mengamankan total 29 orang yang juga ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Didik Supranoto saat konferensi pers di Mapolda Sulsel, Kamis (4/9).
Didik menjelaskan, kasus pembakaran DPRD Sulsel ditangani Ditkrimum Polda Sulsel dengan 14 tersangka. Sementara DPRD Makassar diusut Polrestabes Makassar mengamankan 15 tersangka.
(sar/sar)