8 Fakta Gedung DPRD Makassar Dibakar yang Dinilai Prabowo Tindakan Makar

8 Fakta Gedung DPRD Makassar Dibakar yang Dinilai Prabowo Tindakan Makar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 02 Sep 2025 09:00 WIB
Gedung DPRD Makassar. Dokumen detikSulsel
Foto: Gedung DPRD Makassar dibakar. (Dokumen detikSulsel)
Makassar -

Gedung DPRD Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang dibakar massa saat demonstrasi mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Presiden Prabowo Subianto pun mengecam aksi unjuk rasa berujung pembakaran gedung DPRD yang dinilai sebagai tindakan makar.

Prabowo mengatakan, tindakan tersebut sudah melenceng jauh dari demokrasi alias bukan lagi bentuk penyampaian pendapat. Dia menyesalkan kericuhan itu menyebabkan orang-orang tidak bersalah meninggal dunia.

"Gedung DPRD dibakar, ini tindakan-tindakan makar ini. Ini bukan penyampaian aspirasi," tegas Prabowo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, dilansir detikNews, Senin (1/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo menegaskan, kasus kerusuhan ini akan diusut tuntas oleh aparat penegak hukum. Dia juga mengingatkan masyarakat agar tetap menyampaikan aspirasi secara tertib sebagaimana diatur dalam undang-undang (UU).

"Jadi UU mengatakan, kalau mau demonstrasi harus minta izin dan izinnya harus dikasih. Dan berhentinya jam 18.00 WIB," tutur Prabowo.

ADVERTISEMENT

Diketahui, gedung DPRD Kota Makassar yang berlokasi di Jalan AP Pettarani dibakar massa pada Jumat (29/8) sekitar pukul 22.45 Wita. Aksi unjuk rasa mulanya berjalan damai sebelum gedung DPRD Makassar dibakar.

Dalam aksinya, massa menyoroti kenaikan tunjangan anggota DPR RI. Demonstrasi juga digelar sebagai bentuk solidaritas atas kasus pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan yang tewas dilindas rantis Brimob di Jakarta.

Di sisi lain, gedung DPRD Sulsel juga dibakar dalam kericuhan di Makassar meski tidak menimbulkan korban jiwa. Di luar dari tragedi maut kebakaran gedung DPRD Makassar, seorang driver ojol, Rusdamdiansyah alias Dandi (26) juga tewas dikeroyok massa usai dituduh anggota intelijen saat demo di Jalan Urip Sumoharjo.

Dirangkum detikSulsel hingga Selasa (2/9), berikut fakta-fakta gedung DPRD Makassar dibakar massa berujung 3 orang meninggal dunia:

1. Legislator Sedang Rapat Paripurna

Sebelum api membakar gedung, legislator ternyata sedang melaksanakan rapat paripurna yang dihadiri Wali Kota dan Wakil Wali Kota Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham di lantai 3 gedung DPRD Makassar. Rapat terpaksa diberhentikan ketika massa mulai merangsek masuk gedung.

"Massa menduduki kantor DPRD Kota Makassar malam ini, saat kami sedang rapat paripurna," kata Wakil Ketua 2 DPRD Makassar Anwar Faruq dalam keterangannya, Jumat (29/8).

Saat itu massa lebih dulu membakar sejumlah mobil dan motor yang terparkir di pekarangan kantor hingga terdengar ledakan berkali-kali. Para pejabat pun dievakuasi keluar lewat belakang gedung menggunakan motor.

"Pak Wali dan Bu Wali, Pak Sekda, dievakuasi lewat belakang dengan motor," ucap Anwar Faruq.

2. Massa Aksi Lempar Bom Molotov

Kabag Humas Sekretariat DPRD Makassar Syahril mengatakan, massa menduduki gedung sekitar pukul 20.00 Wita. Situasi semakin mencekam ketika massa dilaporkan melempar bom molotov.

"Sementara paripurna massa masuk melempar bom molotov sekitar jam 8 lewat," kata Syahril kepada detikSulsel, Sabtu (30/8).

Para anggota dewan dan wali kota awalnya diminta menunggu di lantai 3. Saat kondisi semakin tidak terkendali dan konsentrasi massa semakin besar, peserta rapat paripurna akhirnya dievakuasi.

"Begitu saya melihat massa yang begitu besar, sehingga saya panggil turun ke bawah untuk mengevakuasi anggota dewan dan Pak Wali turun ke bawah," terangnya.

Kondisi Terkini Gedung DPRD Makassar Usai Dibakar Massa AksiSejumlah kendaraan hangus saat Gedung DPRD Makassar dibakar massa aksi (Foto: Muh Zunkarnaim)

3. Lompat dari Atas Gedung gegara Panik

Pantauan detikSulsel di lokasi, gedung DPRD Makassar mulai dibakar massa sekitar pukul 22.45 Wita, Jumat (29/8). Suara ledakan masih kerap terdengar seiring api mulai melalap seluruh bagian gedung.

Kebakaran itu menimbulkan kepanikan bagi sejumlah orang yang masih terjebak di dalam gedung. Staf DPRD Makassar hingga personel Satpol PP Makassar masih berada dalam gedung saat kebakaran.

Syahril mengatakan, para korban ada yang terluka usai nekat melompat dari atas gedung. Dia menyebut asap yang sudah semakin menebal diduga membuat mereka panik hingga melompat.

"Lompat karena kepulan asap yang sudah tidak mampu terbendung oleh mereka. Karena api di mana-mana sehingga mereka lompat dari lantai dua. Ada lantai tiga," ungkap Syahril.

4. 3 Meninggal dan 7 Orang Luka-luka

Tragedi gedung DPRD Makassar dibakar mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Mereka adalah Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah Saiful Akbar (43), staf pribadi anggota DPRD Makassar Sarinawati (26), dan staf Humas DPRD Makassar Muhammad Akbar Basri alias Abay (26).

"Meninggal 3 orang," ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Makassar M Fadli Tahar dalam keterangannya, Sabtu (30/8).

Berdasarkan data BPBD Makassar, ada 7 orang lainnya yang luka-luka dan menjalani perawatan di rumah sakit. Sebagian besar di antaranya mengalami cedera setelah nekat melompat dari atas gedung DPRD Makassar yang terbakar.

Korban luka adalah Agus (anggota Satpol PP Makassar), Sahabuddin (ajudan wakil ketua DPRD Makassar), Herianto (cleaning service), Arief (sopir wakil ketua DPRD Makassar), Budi Hariyadi (anggota Satpol PP Makassar), Agung Setiawan dan Satria Pratama.

5. Kerugian Akibat Kebakaran Rp 253 M

Kondisi Terkini Gedung DPRD Makassar Usai Dibakar Massa AksiKondisi Terkini Gedung DPRD Makassar Usai Dibakar Massa Aksi. (Foto: Muh Zunkarnaim)

BPBD Makassar yang melakukan asesmen mencatat kerugian sementara akibat kebakaran gedung DPRD Makassar mencapai 253,4 miliar. Jumlah ini berpotensi bertambah seiring proses asesmen masih berlangsung.

"Total kerugian sementara berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sebesar Rp 253.400.000.000," ungkap Plt Kepala Pelaksana BPBD Makassar Fadli Tahar dalam keterangannya, Sabtu (30/8).

Akumulasi kerugian itu termasuk 67 unit mobil hangus terbakar dengan estimasi kerugian Rp 200 juta per unit atau total Rp 13,4 miliar. Sementara itu, 15 unit motor ditaksir seharga Rp 16 juta per unit dengan kerugian Rp 240 juta.

"Peralatan kantor, arsip, dokumen penting, serta biaya tidak langsung seperti pemulihan layanan pemerintahan, relokasi, dan kehilangan arsip belum dimasukkan. Jika dihitung, total kerugian ekonomi nyata bisa jauh lebih besar," bebernya.

6. Olah TKP Gedung DPRD Makassar Dibakar

Polda Sulsel menyelidiki kasus kebakaran gedung DPRD Makassar dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Senin (1/9). Polda menilai olah TKP membutuhkan waktu karena TKP yang luas dan banyak kendaraan yang terbakar.

"Jadi tingkat kesulitan memang sangat susah banyak sumber api, itulah yang mau kita kerucutkan, dari mana kebakaran yang cukup besar ini," kata Kabid Labfor Polda Sulsel Kombes Wahyu Marzudi kepada wartawan.

Namun Wahyu menegaskan personel akan bekerja maksimal agar olah TKP segera rampung. Sebanyak 7 personel Inafis dan 7 personel Labfor diturunkan di lokasi.

"Kalau normal segera ada titik terang hari ini kita upayakan selesai, tapi kalau hari ini tidak selesai, besok. Karena tingkat kesulitannya cukup rumit," jelasnya.

7. Polisi Identifikasi Pelaku Pembakaran

Kapolda Sulsel Irjen Rusdi Hartono menyesalkan adanya aksi demonstrasi berujung pembakaran gedung DPRD Makassar. Rusdi memastikan akan mengusut tuntas perkara ini.

"Tentunya kami akan menuntaskan kasus ini, pihak-pihak yang harus bertanggung jawab akan kita tuntut sampai ke pengadilan," kata Irjen Rusdi kepada wartawan.

Rusdi mengklaim pihaknya telah mengidentifikasi pelaku yang diduga melakukan pembakaran. Namun penyidik masih akan mengumpulkan keterangan saksi dan bukti di lapangan.

"Saya katakan tadi, potensial suspek sudah ada. Mudah-mudahan tidak berapa lama lagi, kita bisa melakukan pendekatan hukum yang lebih jelas ke depan," tegasnya.

8. Gedung PKK Diusul Jadi Kantor Sementara

Wakil Ketua DPRD Kota Makassar, Anwar Faruq mengusulkan agar Gedung PKK Makassar menjadi kantor sementara usai gedung DPRD Makassar dibakar massa. Namun hal ini masih akan dibahas lebih lanjut dengan Pemkot Makassar.

"Bisa jadi kita gunakan gedung PKK yang baru diresmikan, itu di Jalan Hasanuddin, itu sebagai alternatif. Karena kalau pakai hotel bisa disoroti lagi kita sama masyarakat karena pemborosan. Jadi kita usulkan pakai kantor yang ada saja," ujar Anwar kepada detikSulsel, Senin (1/9).

Anwar berharap agar Pemkot Makassar segera menetapkan lokasi untuk kantor sementara DPRD Makassar. Pasalnya, agenda kedewanan tidak boleh terhambat meski gedungnya telah dibakar massa.

"Sebentar ada rapat Bamus untuk membahas kegiatan kedewanan termasuk paripurna. Melalui zoom dari tempat masing-masing anggota. Jadwal paripurna APBD Perubahan 2025," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: 3 Orang Tewas dalam Kebakaran Gedung DPRD Makassar"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads