Isu penyerangan orang tidak dikenal (OTK) pada sejumlah kampus di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), langsung menjadi perhatian Wali Kota Makassar Munafri 'Appi' Arifuddin dan 4 kepala daerah dari Luwu Raya. Mereka sepakat menggaungkan pesan damai agar tidak terjadi konflik lanjutan.
Kelima kepala daerah tersebut telah menggelar pertemuan bersama aparat TNI-Polri di Hotel Novotel, Makassar, Minggu (27/7) malam. Selain Appi, hadir Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim, Pj Wali Kota Palopo Firmanza DP, Wakil Bupati Luwu Timur Puspawati Husler, Bupati Luwu H. Patahudding, Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana, serta Dandim 1408/Makassar Kolonel Inf Franki Susanto.
Appi menjelaskan, pertemuan ini digelar untuk mencari solusi damai atas insiden yang terjadi. Sehingga persoalan ini dapat diselesaikan secara bersama-sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berdiskusi untuk mengetahui kondisi terkini terkait mahasiswa Luwu Raya di Makassar. Kapolres dan Dandim telah berkomunikasi langsung dengan kepala daerah asal Luwu Raya untuk memahami situasi secara lebih menyeluruh," kata Appi dalam keterangannya melalui rilis Pemkot Makassar, Senin (28/7/2025).
Menurut Appi, kasus ini memang memerlukan koordinasi lintas pihak untuk menjaga ketertiban. Segala hal yang menyangkut keamanan di Kota Makassar, kata dia, akan terus dikoordinasikan untuk menjaga situasi tetap kondusif.
"Tentu solusi sebagai jalan terbaik, memastikan semua hal terselesaikan tanpa merugikan mahasiswa. Masing-masing daerah perlu menjaga lingkungannya, karena sering kali persoalan kecil bisa melebar jika tidak segera diselesaikan," terangnya.
Di sisi lain, Appi mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan insiden ini untuk memprovokasi pihak tertentu. Dia menegaskan Pemkot Makassar akan terus berupaya memastikan tidak ada isu yang berkembang menjadi pemicu baru.
"Dengan komunikasi terbuka seperti ini, setiap potensi gesekan dapat ditangani lebih cepat," tegasnya.
Isu Sweeping Pelat DP Hoaks
Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim mengungkapkan bahwa isu sweeping kendaraan berpelat DP yang beredar belakangan ini adalah hoaks. Dia menegaskan isu itu hanya dimainkan oleh segelintir oknum tidak bertanggung jawab.
"Kabar tentang mahasiswa saling mengajak perang, adanya korban dibacok, hingga sweeping kendaraan berpelat DP adalah tidak benar. Itu hanya isu yang dimainkan sebagian oknum. Kami sudah memastikan bahwa informasi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan," ujar Abdullah Rahim dalam rilis Pemkot Makassar.
Andi Abdulah mengatakan kabar tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan mahasiswa asal Luwu Raya di Makassar. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap aman.
"Pesan-pesan itu masuk ke ponsel kami dan membuat kami cemas. Padahal, anak-anak kami tetap bisa beraktivitas dan berkuliah dengan baik di Makassar. Semua pihak harus menahan diri dan tidak terprovokasi," imbuhnya.
Dampak Isu Penyerangan OTK di Makassar
Masih dalam rilis Pemkot Makassar, Bupati Luwu H Patahudding juga meminta seluruh pihak sepakat untuk meredam informasi yang tidak akurat. Selain itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang. Ia menegaskan bahwa pemberitaan di media sosial telah menciptakan persepsi yang berlebihan.
"Terkait persoalan ini, framing di media sosial begitu luar biasa, khususnya di wilayah kami, Luwu Raya. Banyak mahasiswa asal Luwu yang kuliah di Makassar memilih pulang kampung karena merasa tertekan oleh isu-isu tersebut. Padahal, setelah dibahas bersama, sebagian besar informasi itu tidak benar," ujarnya.
Menurut Patahudding, dampak dari isu tersebut bukan hanya memicu kekhawatiran masyarakat, tetapi juga mengganggu aktivitas akademik mahasiswa. Ada yang tetap beredar di media sosial seolah-olah situasi sangat genting, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
"Kami ingin memastikan agar orang tua tidak terlalu khawatir, sehingga mahasiswa bisa kembali fokus belajar dan menjalani aktivitas seperti biasa," tegasnya.
Simak Video "Video: Kepala Daerah Jalani Cek Kesehatan Sebelum Retret Gelombang 2"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/asm)