Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB IPMIL) mengapresiasi pertemuan lima kepala daerah yang membahas terkait penyerangan sekelompok orang tak dikenal (OTK) di lima kampus di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Namun PB IPMIL menyayangkan pertemuan tersebut tidak melibatkan unsur mahasiswa.
"Kami menilai pertemuan ini sebagai upaya preventif yang baik, tapi sayangnya tidak melibatkan unsur mahasiswa sebagai stakeholder utama. Padahal, kami yang paling terdampak langsung dari situasi ini," kata Ketua Umum PB IPMIL Abdul Hafid dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).
Hafid menilai pertemuan tersebut tidak menyentuh akar persoalan karena mahasiswa tidak dilibatkan. Menurutnya jika mahasiswa IPMIL dilibatkan dalam pertemuan maka duduk perkara penyerangan sekelompok OTK itu bisa diperjelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika akar masalah menyangkut mahasiswa, maka mahasiswa pula yang wajib hadir dalam penyelesaiannya. Tanpa kehadiran kami, penyelesaian ini bisa kehilangan akurasi dan berisiko menggeneralisasi persoalan," katanya.
Selain itu, Hafid juga menegaskan bahwa mahasiswa IPMIL tidak pernah memulai kerusuhan. Dia menyebut kegaduhan yang terjadi merupakan ulah dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Kami ingin menegaskan bahwa IPMIL Raya tidak pernah menjadi biang kerusuhan. Kalau ada kejadian, itu murni tindakan oknum dan masalah pribadi. Jangan seret nama organisasi atau daerah kami dalam narasi yang menyesatkan," tegas Hafid.
"Kami juga kecewa atas penjemputan paksa mahasiswa yang tinggal di asrama IPMIL Raya (Kijang) oleh oknum aparat tanpa surat perintah resmi," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri 'Appi' Arifuddin melakukan pertemuan bersama 4 kepala daerah Luwu Raya usai heboh penyerangan sekelompok OTK di sejumlah kampus di Kota Daeng. Rapat dilakukan demi mencegah konflik lanjutan.
Appi bersama Bupati Luwu Utara Andi Abdullah Rahim, Pj Wali Kota Palopo Firmanza DP, Wakil Bupati Luwu Timur Puspawati Husler, Bupati Luwu H. Patahudding, Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana, serta Dandim 1408/Makassar Kolonel Inf Franki Susanto, menggelar rapat tertutup di Hotel Novotel Makassar, Minggu (27/7) malam.
"Tujuan utama pertemuan ini adalah mencari solusi damai dan memastikan persoalan yang sempat viral di media sosial dapat diselesaikan bersama-sama," ujar Appi dalam rilis Pemkot Makassar, Senin (28/7).
Untuk diketahui, sekelompok OTK tersebut mendatangi lima perguruan tinggi secara bergantian dalam sehari pada Kamis (24/7) sore. Mereka datang bergerombol menggunakan sepeda motor dan beberapa di antaranya mengenakan masker hingga topeng.
Adapun lima kampus di Makassar yang menjadi sasaran teror yakni Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Islam Makassar (UIM), Universitas Dipanegara (Undipa), dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh).
(hsr/hsr)