Seorang pedagang bunga di TPU Islam Panaikang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Nuraeni (59), ikut ketiban berkah di hari Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah. Dagangan bunganya laku keras dibeli oleh para peziarah.
Nuraeni mengaku sudah berjualan bunga di pemakaman sejak masih berusia 9 tahun. Dia mengatakan bisnisnya ini muncul atas inisiatifnya sendiri.
"(Kelahiran) 1966 hitung mi itu berapa tahun ka menjual begini (bunga). Say dari umur 9 tahun memang mi. Tidak menjual bapakku, saya ji, dari saya. Pokoknya pintar ki cari uang di dalam sini, cari-cari uang semenjak ada kuburan ini," kata Nuraeni kepada detikSulsel, Senin (31/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulu, kata Nuraeni, dagangan bunganya masih dibungkus dengan daun pisang dan dijual seharga Rp 50, sementara saat ini dijual dalam satu keranjang dengan harga Rp 10 ribu. Nuraeni mengatakan dirinya berjualan setiap hari tanpa libur, kecuali jika sedang sakit.
"Masih dibungkus dulu daun pisang itu hari masih 50 rupiah, belum pi ada botol begini (aqua) masih cerek besi. Setiap hari tidak pernah tidak (menjual) kecuali kalau sakit, kalau sehat yah keluar (jualan)," katanya.
Bunga yang dijual ini disebutnya dibeli langsung dari pemasok. Sehingga, harga modal yang dikeluarkannya juga lebih sedikit ketimbang mengambil bunga dari pengecer.
"Iya (beli di Bulurokeng) ini sudahka lagi menelpon belum nabawa ke sini. Kalau begini (bunga) biasa bermodal Rp 1 juta lebih, daun pandan juga ada sekitar Rp 1 juta untuk modal. Modal-modal Rp 2 juta lebih," terangnya.
Sebelum memasuki Ramadan, Nuraeni mengaku sudah mendapat untung besar dari penjualan bunga. Dia mengaku bisa menerima omzet hingga Rp 8 juta saat menjelang Ramadan.
"Ini baru-baru sebelum masuk bulan puasa toh ada sekitar Rp 8 Juta dengan modal mi itu juga," ujar Nuraeni.
Suami Nuraeni juga bekerja di area pemakaman, tetapi bukan sebagai pedagang bunga. Suaminya membantu menjaga kebersihan dan menjadi juru parkir saat ada proses pemakaman.
"Kalau bapaknya itu membersih-bersih kuburan kadang kalau ada orang mati mau dikubur," kata Nuraeni.
Meski hanya mengandalkan usaha jualan bunga, Nuraeni bersyukur bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga tamat SMA. Bahkan dari hasil jualan bunga, Nuraeni mampu menabung hingga bisa membiayai pernikahan anak-anaknya.
"Tamat semua SMA. Ini yang baru-baru kawin habis bulan 6 tanggal 29 yang bungsu baru-baru ini orang Pangkep istrinya. Saya tanya (kasih tahu kamu) tanpa bohongi Tuhan, Rp 40 Juta ku kasih naik (uang panaik). Kalau itu yang pertama Rp 15 Juta," sebut Nuraeni dengan bangga.
Dia menambahkan keuntungan hari ini belum bisa dipastikan. Dia juga menyampaikan bahwa dalam satu minggu ke depan masih akan banyak pengunjung yang berdatangan.
"Belumpi ditahu berapa penghasilan (hari ini) karena kalau sudah lebaran panjang waktunya, satu minggu lebih masih banyak orang berkunjung. Belum masuk orang kantor. Masih banyak dari daerah datang toh," tutupnya.
(asm/hmw)