Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin alias Appi menyoroti kondisi pasar tradisional yang dianggap masih semrawut. Appi pun berencana membenahi pasar tradisional dengan sistem hanggar.
Sorotan itu mencuat saat Appi meninjau Pasar Terong dan Pasar Pabaeng-baeng pada Sabtu (1/3). Appi mengakui kondisi infrastruktur pasar tradisional di Makassar belum dikelola dengan baik sehingga bisa menghambat aktivitas jual beli.
"Kita melihat badan pasar ini masih belum terkelola dengan baik. Ini mengganggu beberapa hal, seperti perparkiran yang semrawut dan saluran sanitasi yang kurang memadai. Kalau banjir, orang pasti enggan ke pasar. Ini yang harus kita benahi untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pasar," kata Appi dalam keterangannya dikutip, Minggu (2/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Appi menjelaskan, esensi sebuah pasar adalah mempertemukan penjual dan pembeli dengan aman dan nyaman. Atas hal itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar pasar lebih tertata.
"Semakin aman dan nyaman, maka semakin banyak orang yang datang ke pasar. Ini tentu akan menguntungkan bagi pedagang karena meningkatkan pendapatan mereka. Ini salah satu program utama kita," tegasnya.
Appi pun mengungkapkan rencana pengembangan pasar modern di Kota Makassar. Salah satu konsep yang sedang dipertimbangkan adalah pembangunan pasar dengan sistem hanggar dengan membuat kawasannya menjadi lebih luas.
"Saat ini, pembangunan badan pasar di Makassar masih minim. Ke depan, kita akan melakukan survei detail untuk mengidentifikasi pasar mana yang bisa dijadikan proyek percontohan pasar dengan sistem hanggar," ujarnya.
Menurut Appi, proses polarisasi operasional pasar juga akan menjadi perhatian pemerintah. Hal ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan pasar lebih efektif dan efisien.
"Kita ingin memastikan bahwa pasar-pasar tradisional di Makassar bisa berkembang dan bersaing dengan pasar modern," imbuh Appi.
Sebelumnya diberitakan, Appi turut meninjau harga bahan pokok di pasar tradisional bersama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Appi turut menemukan harga cabai rawit merah melonjak tajam hingga Rp 75.000 per kilogram.
"Secara umum, harga masih relatif stabil, hanya ada sedikit kenaikan pada cabai merah dari harga Rp 35 ribu per kilo menjadi Rp 75 ribu per kilo. Ini yang perlu kita antisipasi," jelas Appi.
(sar/ata)