Tumpukan sampah kayu akibat banjir Sungai Jeneberang masih memenuhi sepanjang bibir pantai Tanjung Bayang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hingga kini material kayu dan ranting yang terbawa arus belum sepenuhnya dibersihkan.
Pantauan detikSulsel di Pantai Tanjung Bayang, Selasa (25/2/2025) pukul 16.12 Wita, warga setempat masih melakukan pembersihan di sepanjang bibir pantai. Warga membersihkan sampah kayu dengan cara menggali tanah.
Mereka tampak menggunakan alat seperti sekop dan ember kosong. Selain itu tampak juga warga mengumpulkan tumpukan kayu menggunakan gerobak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ketua RT setempat Jumarlang mengatakan masyarakat hanya bisa melakukan pembersihan secara manual. Dia menuturkan tumpukan sampah tersebut sampai saat ini hanya bisa ditimbun.
"Kalau sampah ini masyarakat yang tangani cuma ditimbun, digali lalu dibakar," ujarnya.
Dia menambahkan masyarakat sudah melakukan pembersihan setiap hari. Dia menyebut dengan cara itu tumpukan sampah diharapkan bisa berkurang.
"Iya tiap sore, tiap hari (membersihkan tumpukan sampah) dapat satu gerobak. Lumayan ini satu orang dapat satu gerobak itu. Itu tadi dapat satu gerobak itu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kondisi itu terjadi di sepanjang pantai di Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, sejak Sabtu (15/2). Tepatnya terjadi mulai dari Layar Putih hingga ke Pantai Biru.
"Sepanjang pantai, mulai Layar Putih sampai Pantai Biru. Kalau dari Layar Putih itu sekitar kurang lebih 3 Km. Paling parah Tanjung Bayang," kata Jumarlang kepada detikSulsel, Minggu (23/2).
Menurutnya, fenomena sampah di bibir pantai ini sudah dua kali terjadi bulan ini. Sebelumnya sampah memenuhi bibir pantai pada awal Februari lalu.
"Selama bulan Februari dua kali mi ini datang sampah itu. Yang pertama eceng gondok, kedua ini sampah tali-tali itu sama pohon pisang apa, pohon-pohon tumbang," ujarnya.
(asm/sar)