Oknum polisi terlibat cekcok hingga saling dorong dengan wanita pedagang asongan di Pelabuhan Soekarno Hatta (Soetta) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Insiden itu bermula saat sejumlah pedagang asongan hendak naik ke kapal berjualan namun dicegat oleh aparat.
Peristiwa itu terjadi di Pelabuhan Soetta Makassar, Kecamatan Wajo, Rabu (5/2). Kapolsek Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar AKP Sukmawati mengatakan pedagang asongan memang dilarang naik ke kapal untuk berjualan.
"Beberapa pedagang asongan mencoba untuk naik ke kapal milik PT Pelayanan Nasional Indonesia atau Pelni. Di mana perusahaan ini mempunyai aturan bahwa melarang pedagang asongan naik ke dalam kapal," kata Sukmawati kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukmawati menuturkan ketegangan antara aparat dan pedagang asongan pun tak terhindarkan. Ketegangan tersebut berujung aksi saling dorong antara aparat kepolisian dengan pedagang asongan.
"Dengan insiden tersebut terjadi aksi saling dorong mendorong antara pedagang asongan dengan petugas. Di mana petugas yang ada di tangga itu ada petugas dari TNI AL, sekuriti Pelni dengan anggota Polri," jelasnya.
Lanjut Sukmawati, saat aksi saling dorong terjadi seorang wanita pedagang asongan terluka. Dia menegaskan wanita itu luka bukan karena dipukul aparat.
"Salah satu pedagang mengalami luka di bibir, akibat aksi dorong mendorong tadi. Meskipun demikian tidak ditemukan adanya tindakan pemukulan oleh petugas," terangnya.
Sukmawati menambahkan aparat yang terlibat cekcok dengan pedagang asongan sudah dimediasi dan sepakat berdamai. Pihaknya turut meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Kami juga meminta maaf kepada masyarakat khususnya kepada pedagang yang terlibat saling dorong dengan petugas dan hari ini juga langsung dilakukan mediasi antara kedua belah pihak," paparnya.
Pedagang Dilarang Naik ke Kapal Jualan
Port Facility Security Officer (PFSO) Pelindo Regional 4 Makassar Badaruddin Manaf mengatakan sudah ada aturan keamanan di pelabuhan. Dia menegaskan pedagang sudah punya tempat tersendiri sehingga tidak diperkenankan naik ke atas kapal.
"Kita tidak pernah berpikir untuk saudara-saudara kita masuk menjual ke kapal lalu kemudian mengusir dengan kekerasan bukan itu yang kita lakukan, tetapi kita senantiasa memberikan edukasi secara humanis bahwa di kapal ini dilarang untuk menjual," ucap Badaruddin.
"Karena di kapal punya manajemen juga di atas yah, bagi fasilitas juga seperti itu. Jadi ada area-area terbatas yang memang harus disterilkan dari orang-orang yang tidak berkepentingan ketika berkegiatan di area tersebut," lanjutnya.
(hsr/hsr)