Dua koridor Teman Bus Trans Mamminasata di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berhenti beroperasi sejak 1 Januari 2025, setelah Kemenhub tidak lagi memberikan subsidi. Kini tersisa satu koridor yang beroperasi, yakni koridor 5 rute Unhas Tamalanrea-Teknis Unhas Gowa.
"Sebelumnya 3 koridor beroperasi, ketiganya ini subsidi penuh dari Kemenhub. Kemudian per 1 Januari 2025 subsidi dari Kemenhub itu sisa 1 koridor yaitu koridor 5 yang menghubungkan antara Unhas Teknik Gowa ke Unhas Tamalanrea. Sisa koridor 5 ini yang beroperasi," ujar Kepala UPT Trans Mamminasata Nurdiyana kepada detikSulsel, Sabtu (4/1/2025).
Adapun dua koridor yang berhenti beroperasi yakni Koridor 1 rute Panakkukang Square-Pelabuhan Galesong dan koridor 2 rute Unhas Tamalanrea-Stasiun Mandai via Bandara Sultan Hasanuddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurdiyana tidak menampik 2 koridor yang operasionalnya dihentikan tersebut cukup diminati warga yang selama ini menikmati layanan Teman Bus. Apalagi, tarifnya terjangkau karena adanya subsidi dari Kemenhub.
"Selama beroperasi ketiga unit bus di koridor ini memang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari segi jumlah penumpang," kata Nurdiyana.
"Untuk masyarakat umum Rp 4.500, tetapi ada tiga pengguna yang masuk kategori khusus yang mana tarif yang dikenakan Rp 2 ribu rupiah untuk lansia, anak sekolah/mahasiswa, dan disabilitas," tambahnya.
Dia mengakui Dishub Sulsel saat ini berupaya agar salah satu dari dua koridor tersebut kembali beroperasi dengan subsidi dari APBD Pemprov Sulsel. Kendati begitu, pihaknya belum memastikan koridor yang akan diambil alih oleh Pemprov Sulsel.
"Sama pentingnya, koridor 2 ada integrasi kereta api dan bandara. Kalau yang ditanya warga di atas, Takalar, Tanjung Bunga, pasti mereka menginginkan koridor 1 ini yang dilanjutkan kembali karena mereka yang merasakan dampaknya," jelasnya.
Namun, lanjut Nurdiyana, koridor 1 lebih banyak penggunanya dibandingkan koridor 2. Selanjutnya, sisa menunggu keputusan dari Pemprov Sulsel dengan menyesuaikan ketersediaan anggaran.
"Selanjutnya diserahkan ke pemerintah provinsi seperti apa kelanjutannya dua koridor yang tidak beroperasi lagi ini karena seperti sebelumnya ada penyerahan dari Kemenhub agar ada berbagi peran di dalamnya. Namanya subsidi tidak selamanya akan dilakukan oleh pemerintah pusat," kata Nurdiyana.
"Kalau sikap Pemprov, seperti yang disampaikan Pak Kadishub, kita menyesuaikan ketersediaan anggaran. Karena anggaran terbatas," pungkasnya.
(asm/hmw)