Permukiman warga di BTN Kodam 3, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai terendam banjir usai diguyur hujan beberapa hari terakhir. Sejumlah warga telah dievakuasi dari rumahnya.
Pantauan detikSulsel, Jumat (20/12/2024) pukul 13.30 Wita, air merendam jalan dan rumah warga. Bahkan sejumlah titik di perumahan ini, air sudah setinggi paha orang dewasa.
Personel tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan dan personel TNI/Polri tampak bersiaga di lokasi. Mereka sejak pagi telah mengevakuasi warga korban banjir yang butuh pertolongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kami tadi sekitar 08.30 pagi sudah bersiaga di sini. Kegiatannya pantau wilayah yang terkena dampak banjir, evakuasi warga," kata Koordinator Tim Evakuasi dari Damkar Makassar, Idham Khalid kepada detikSulsel di lokasi.
Idham mengatakan di lokasi tim telah menyiagakan perahu karet bagi warga yang membutuhkan. Dia menyebut sejauh ini sudah ada 2 warga yang dievakuasi.
"Jadi dua orang yang dievakuasi ini, ada juga tadi yang buta. Dia dievakuasi ke rumah keluarganya. Suami istri, istrinya yang struk, suaminya buta. Ada ji anaknya tadi ikut, ada satu tinggal," ujarnya.
Dia mengaku personel gabungan akan berjaga di lokasi melihat situasi air yang terus naik. Apalagi pasang air laut diperkirakan mulai sore nanti.
"Kami mengkondisikan karena ada informasi pasang air laut sore. Jadi kami siaga di sini, bisa jadi sampai malam, tergantung kondisi," bebernya.
Sementara itu, warga Jalan Koptipa 11, BTN Kodam 3, Nuriati (27) mengungkapkan air mulai masuk pemukiman sejak Kamis (19/12) sore. Dia menyebut banjir ini merupakan luapan dari sungai Biring Je'ne yang berbatasan langsung dengan perumahan.
"Air naik sejak kemarin, waktuku pulang kerja sekitar jam 6 (sore) air sudah masuk di rumah. Minggu lalu (waktu hujan deras) tidak terlalu ji air, baru pi ini. Air ini meluap dari sungai Biring Je'ne, kiriman dari Maros," jelasnya.
Warga lainnya, Nurbianti (32) mengaku sudah merasakan banjir tiap tahun sejak 2019 tinggal di perumahan ini. Bahkan kata dia, banjir biasa terjadi 3 sampai 4 kali dalam setahun.
"Saya mulai tinggal di sini sejak 2019 sudah banjir memang setiap tahun naik air. Biasa tiga sampai empat kali naik air karena di sini dekat sungai," ujarnya.
(asm/ata)