Siswa SD di Makassar Dianiaya Teman-Harus Operasi, Ortu Tuntut Sekolah

Siswa SD di Makassar Dianiaya Teman-Harus Operasi, Ortu Tuntut Sekolah

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Selasa, 10 Des 2024 21:22 WIB
Muhammad Fadli Asrul, ortu siswa SD di Makassar yang dianiaya teman.
Foto: Muhammad Fadli Asrul, ortu siswa SD di Makassar yang dianiaya teman. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Seorang siswa SD berinisial F (11) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diduga dianiaya temannya, S (11), hingga harus menjalani operasi akibat tuduhan pencurian. Orang tua korban, Muhammad Fadli Asrul menuntut pertanggungjawaban pihak sekolah meskipun belum membawa kasus ini ke ranah hukum.

"Anak saya ini ditendang di bagian alat vitalnya hingga berdarah dan harus dioperasi di RS Pelamonia Makassar," ujar Fadli dalam keterangannya, Selasa (10/12/2024).

Penganiayaan terhadap F terjadi di lingkungan UPT SPF SD Negeri Percontohan PAM pada Kamis (14/11). Fadli menjelaskan, F mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan dan tendangan yang mengakibatkan luka serius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak berhenti di situ, Fadli mengungkapkan bahwa saat korban mendapat perawatan di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), seorang guru bersama terduga pelaku masuk ke UKS dan mengarahkan korban untuk mengakui perbuatannya. Korban yang berada di bawah tekanan hanya bisa mengiyakan.

"Kejadian itu pun baru saya ketahui saat menjemput adiknya yang duduk di kelas I. Itupun setelah petugas keamanan memberitahu tentang insiden itu," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Fadli menyatakan bahwa kasus yang dialami anaknya sudah dikomunikasikan dengan pihak UPT SPF SD Negeri Percontohan PAM. Namun, menurutnya, pihak sekolah belum menunjukkan iktikad baik.

Karena lambatnya respons dari sekolah, Fadli memutuskan melapor ke UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Makassar pada Senin (2/12). UPTD PPA Makassar telah melayangkan surat pemanggilan klarifikasi kepada Kepala UPT SPF SD Negeri Percontohan PAM Makassar, Burhanuddin Talib.

"Saat ini sudah dilayangkan panggilan kedua ke kepala sekolah karena panggilan pertama tidak dihadiri," katanya.

Fadli menilai permintaan mediasi kasus ini sangat lamban, bahkan terkesan tidak direspons pihak sekolah. Dia pun telah mengadukan hal ini ke Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar pada Senin (9/12).




(ata/ata)

Hide Ads