Pasien ODGJ bernama Syahrullah (40) ditemukan meninggal di rumah Sakit Khusus (RSK) Dadi, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga dicekik sesama pasien. Keluarga korban meminta manajemen RSK Dadi turut dipidana karena kelalaian tersebut.
"(Bukan cuma perawat) mulai pimpinan, manajemennya (turut dipidana) karena ini kan kelalaiannya dalam rumah sakit," kata keponakan korban, Aswanto kepada detikSulsel, Senin (21/10/2024).
Aswanto mengatakan pihak rumah sakit harus bertanggung jawab atas meninggalnya korban. Menurutnya, pihak RSK Dadi memiliki peran untuk melerai korban jika betul korban berkelahi dengan pasien lainnya atau menghentikan korban yang diduga ingin mengikat lehernya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah kamu (pihak RSK Dadi) biarkan pasien berkelahi tanpa kamu lerai? atau kan mau bunuh diri sendiri ceritanya (konfirmasi dari petugas RSK Dadi), apakah kamu lihat saja dia mau bunuh diri apa bagaimana?," terangnya.
Dia mengatakan pihaknya menginginkan transparansi dari RSK Dadi terkait meninggalnya korban. Pihaknya meminta pihak RSK Dadi bertanggung jawab dan tersangka diproses sesuai hukum.
"Mau minta pertanggungjawaban mulai dari pihak pimpinan, manajemennya (terkait meninggalnya korban). Permintaannya keluarga yang tersangka intinya berjalan sesuai prosedur dalam hukum," pintanya.
Dia mengaku pihak manajemen juga didorong untuk bertanggung jawab karena pasien yang seharusnya ditangani di IGD terlebih dahulu telah digabung dengan pasien lainnya.
"Ini pasiennya belum genap 24 jam, masih dalam pengawasan atau perlindungan, tapi kenapa sudah digabungkan dengan pasien lainnya di ruangannya," jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan pengakuan dari beberapa petugas berbeda. Dia juga menyampaikan tidak ada bukti yang mendukung ucapan para petugas di lokasi.
"Kalau ini sudah jelas dari pengakuan pihak-pihak yang ada di situ, ada berapa pertimbangan sangat berbeda semua. Tidak ada (bukti) yang mendukung," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pasien ODGJ bernama Syahrullah ditemukan meninggal di RSK Dadi, diduga dicekik oleh sesama pasien. Awalnya pasien mendapat penanganan oleh perawat pada Jumat (18/10) sekitar pukul 18.30 Wita.
Keponakan korban, Aswanto mengungkapkan ada beberapa kejanggalan di balik meninggalnya korban. Dia menuturkan tidak sampai 24 jam, dirinya mendapat kabar pamannya telah meninggal dunia. Namun, kabar itu dia dapatkan dari keluarga di kampung pada pukul 22.00 Wita, bukan dari pihak RSK Dadi.
"Saya dapat kabarnya dari keluarga di kampung, bukan dari pihak rumah sakit. Di situ saya permasalahkan juga, andaikan ada permasalahan di rumah sakit dadi atau terkait meninggalnya paman saya pasti ada dari pihak rumah sakit yang hubungi saya karena jelas-jelas saya yang dari mengantar terus dokter ambil nomor hp saya beserta nomor orang tua korban," jelasnya.
(ata/ata)