Pasien ODGJ bernama Syahrullah (40) ditemukan meninggal di Rumah Sakit Khusus (RSK) Dadi, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Keluarga korban, Aswanto (24) mengungkapkan ada beberapa kejanggalan di balik meninggalnya korban.
Aswanto mengatakan dirinya mengantarkan pamannya ke RSK Dadi pada Jumat (18/10) pukul 12.00 Wita dan meninggalkan korban pada pukul 14.00 Wita. Dia mengaku menyayangkan kejadian yang dialami pamannya.
"Saya merasa menyayangkan sekali apa yang terjadi di Rumah Sakit Dadi karena saya sendiri yang mengantar paman saya. Saya mengantar paman saya ke sana dalam keadaan baik, tidak ada kekurangan apapun atau cacat fisik," kata Aswanto kepada detikSulsel, Senin (21/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan tidak sampai 24 jam, dirinya mendapat kabar pamannya telah meninggal dunia. Namun, kabar itu dia dapatkan dari keluarga di kampung pada pukul 22.00 Wita, bukan dari pihak RSK Dadi.
"Saya dapat kabarnya dari keluarga di kampung, bukan dari pihak rumah sakit. Di situ saya permasalahkan juga, andaikan ada permasalahan di rumah sakit dadi atau terkait meninggalnya paman saya pasti ada dari pihak rumah sakit yang hubungi saya karena jelas-jelas saya yang dari mengantar terus dokter ambil nomor hp saya beserta nomor orang tua korban," jelasnya.
Dia menaruh curiga terhadap pihak rumah sakit yang tidak segera menghubunginya terkait kabar meninggalnya korban. Setelah mendapat kabar tersebut, Aswanto bergegas dan tiba di RS Dadi pada pukul 23.00 Wita.
"Om saya sudah 4 kali dirawat (di RSK Dadi), otomatis saya tahu di mana ruangan biasanya dirawat, di ruangan Kenari," ujarnya.
"Saya tanya petugas di ruangan Kenari penyebab meninggalnya Pak Syahrullah karena apa, ada pihak rumah sakit yang mengatakan ini kejadiannya pasien mengamuk terus mau pukul temannya," tambahnya.
Dia kemudian mempertanyakan kronologi meninggalnya korban dan meminta diperlihatkan teman yang dipukul oleh korban. Namun, petugas tersebut mengatakan jika saat kejadian tidak melihat siapa orang yang ingin dipukul korban.
"Timbul lagi terjanggal di hati saya, saya minta antarkan ke ruang jenazah mau lihat jenazah om saya. Di situ (korban) tertutup selimut dan sarung, langsung saya buka bagian muka. Saya lihat di atas alis itu luka sobek masih mengalir darah, di bawah pelipis mata juga luka sobek dan di leher luka jeratan tali," jelasnya.
Melihat kondisi korban seperti itu, Aswanto curiga jika pamannya yang dipukul atau bahkan dikeroyok. Dia kembali mempertanyakan hingga salah satu petugas mengaku bahwa dirinya mengikat korban pada tangan dan kakinya, sedangkan bekas jeratan di leher itu atas kemauan korban sendiri.
"Dari keadaan jenazah paman saya, ini bukan dia yang memukul malahan dia yang dipukul. Saya curiga (korban dikeroyok). Saya pertanyakan kembali, kenapa bisa ada bekas tali di leher sedangkan tangan dan kaki diikat, kata petugasnya 'dia sendiri yang mau ikat lehernya'," tambahnya.
Aswanto merasa janggal dengan penjelasan petugas tersebut. Dia kemudian meminta untuk mengecek CCTV, namun pihak rumah sakit mengatakan CCTV tersebut tidak berfungsi. Dia merasa pihak rumah sakit menutup-nutupi penyebab kematian korban.
"Waktu itu saya pertanyakan masalah CCTV, saya suruh cek, pihak rumah sakit mengatakan ini CCTV tidak bagus terakhir perekaman bulan 2," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, pasien ODGJ bernama Syahrullah ditemukan meninggal di RSK Dadi, diduga dicekik oleh sesama pasien. Awalnya pasien mendapat penanganan oleh perawat pada Jumat (18/10) sekitar pukul 18.30 Wita.
"Perkiraan meninggalnya antara jam 7 sampai 9 malam," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana kepada detikSulsel, Senin (21/10).
Devi menjelaskan korban sempat mengamuk hingga dua perawat yang saat itu kewalahan dan meminta bantuan pasien lain untuk memegang korban. Dia menuturkan salah satu pasien yang juga menderita gangguan jiwa justru mengikat leher korban.
(ata/hmw)