Kata Pengamat Paslon Danny-Azhar Jauh dari Transaksi Politik di Pilgub Sulsel

Kata Pengamat Paslon Danny-Azhar Jauh dari Transaksi Politik di Pilgub Sulsel

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Minggu, 01 Sep 2024 10:00 WIB
Danny Pomanto dan Azhar Arsyad konsolidasi di Pilgub Sulsel 2024.
Foto: Danny Pomanto dan Azhar Arsyad konsolidasi di Pilgub Sulsel 2024. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar Ibnu Hadjar Yusuf mengatakan strategi mengayuh becak ala Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad saat mendaftar sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel menyiratkan sejumlah makna. Danny-Azhar dinilai hendak menunjukkan mereka jauh dari transaksi politik.

Danny dan Azhar mengayuh becak dengan penumpang istri masing-masing, yakni Indira Jusuf Ismail dan Andi Eni Rahmi. Danny dan Azhar mengayuh becak yang sudah disiapkan tim di depan Masjid HM Asyik menuju kantor KPU Sulsel, Jalan AP Pettarani, Kamis (29/8/2024).

Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan wakilnya yang juga Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad tampak kompak mengenakan kemeja putih dibalut jaket oranye. Pihak KPU Sulsel saat itu menyambut keduanya dengan mengalungkan bunga sebelum masuk ke Aula KPU untuk menyerahkan berkas pendaftaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi momen itu, Ibnu Hadjar berbicara soal upaya Danny-Azhar menunjukkan koalisinya bagian dari rakyat. Dia juga menyebut Danny-Azhar hendak menunjukkan koalisinya jauh dari transaksi politik.

"Dengan menciptakan identitas bersama dan menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari rakyat, Danny dan Azhar berupaya membangun dukungan yang berbasis pada kepercayaan dan kebersamaan, bukan hanya transaksi politik," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, lanjut Ibnu, pendekatan Danny Pomanto juga mencerminkan elemen dalam teori konflik kelas dari Karl Marx, yang terdapat pertarungan antara kelas-kelas yang berbeda dalam masyarakat. Menurutnya, Danny Pomanto menempatkan dirinya sebagai representasi dari 'kelas rakyat' yang berhadapan dengan 'kelas elite' yang didukung kekuatan modal besar.

"Ini adalah gambaran dari perjuangan untuk memperoleh legitimasi dan dukungan dari rakyat melalui upaya menunjukkan bahwa ia adalah bagian dari mereka dan siap berjuang untuk kepentingan bersama," jelasnya.

Ibnu menuturkan bahwa dengan pendekatan yang lebih berfokus pada rakyat dan upaya untuk membangun dukungan melalui solidaritas dan kepercayaan, Danny Pomanto menawarkan alternatif di tengah politik yang sering kali didominasi oleh kekuatan besar.

"Deklarasi dan kampanyenya tidak hanya sekadar ajang politik, tetapi juga upaya membangun kembali hubungan antara masyarakat dan pemimpinnya berdasarkan prinsip-prinsip inklusifitas, partisipasi, dan keadilan sosial," ucapnya.




(hmw/hmw)

Hide Ads